Leave your vote and comments if you like this part :3
Happy reading!
*
*
*
Playlist: All of me -- John Legend
****
Williams's mansion. Manhattan, New York City. 02.00 PM.
Alex dan Alessa duduk terdiam di pinggir ranjang, saling membelakangi, bergulat dengan pikiran masing-masing. Louis sendiri sudah terlelap akibat kelelahan menangis setelah berhasil ditenangkan ayah sambungnya.
Di antara keduanya, Alessa lah yang paling bingung di sini. Alex dalam emosi meledak-ledak merupakan pemandangan baru yang langka, sebab selama lima tahun mengenal pria itu, yang Alessa tahu, Alex adalah laki-laki yang jarang---mendekati tidak pernah---marah besar. Bahkan ketika ia melakukan kesalahan fatal sekalipun, pria itu hanya menatapnya datar kemudian memberikan ia wejangan panjang.
Alessa jadi teringat momen kala mereka putus. Saat itu Alex juga tidak dalam kondisi hati baik, tapi tak sedikit pun umpatan atau bentakan keluar begitu ia mengucapkan perpisahan.
Di tengah keheningan yang mencekam itu, tiba-tiba Alex mengembuskan napas panjang. Bulu kuduk Alessa meremang saat merasakan ranjang di belakangnya melesak, kemudian tubuhnya terasa didekap dari belakang. Alex memeluknya erat sembari meletakkan dagu di bahu wanita itu.
"Maaf aku mengejutkanmu hari ini. Seharusnya perayaan natal kali ini menjadi momen manis setelah perpisahan kita selama tiga tahun," gumam pria itu parau, kemudian menyerukkan wajah ke ceruk leher Alessa, menghirup dalam-dalam aroma menenangkan yang tak pernah membuatnya bosan. "Maaf juga telah menjadi contoh yang tidak baik untuk Louis. Maafkan aku, Sandra ...."
Terdengar tarikan napas panjang seiring tangannya terasa diusap pelan. Alex semakin menyembunyikan wajah dan mengeratkan pelukan di perut Alessa.
"Aku tak tahu apa yang kau cari dariku, sampai kau begitu keras mengejar dan mempertahankanku." Pria itu tak bersuara sedikit pun. "Aku pula tidak mengerti mengapa ibu tirimu terlihat sangat membenciku."
"Aku tidak peduli padanya, Sandra, yang kuinginkan cukup kau berada di sisiku. Dia hanya orang asing," sahut Alex hampir tidak terdengar. "Kumohon maafkan aku dan jangan pergi. Kehadiranmu sangat berarti untukku."
Darah Alessa seketika berdesir, matanya memanas, jantungnya sudah bertalu-talu di dalam sana. Alex terdengar serius, tapi justru ia lah yang merasa bimbang sekarang. Sudah benarkah keputusannya bertahan kali ini? Apakah ia tidak tergolong jahat telah membuat hubungan ibu dan anak itu retak?
Rasa tak enak hati itu menyergap, membuat dada Alessa sesak ketika mengingatnya. Namun, pergi juga bukan keputusan yang mudah. Hati Alessa tak akan pernah siap jika harus berpisah lagi. Apakah keegoisannya ini sudah benar?
"Alessandra ...," desah Alex melepas pelukan. Ia membalik paksa tubuh Alessa dan merangkum wajahnya yang mulai dibasahi air mata. "Kenapa?"
Perempuan itu menggeleng, lalu menunduk dan semakin terisak. Alex berinisiatif memeluk tubuh gemetar perempuan itu sembari mengusap punggungnya naik-turun. "Jangan berpikir untuk pergi. Jangan pernah."
KAMU SEDANG MEMBACA
CHASING Over the LIMITS [COMPLETED]
Romance#2 The Eagle Five Series | Bisa dibaca terpisah _____________________________________ Alexander adalah pria menawan dengan sejuta pesona dan senyuman. Kehadiran Alessa membuat hidupnya terasa sempurna, meski masih ada sedikit perasaan kosong di hati...