Leave your vote and comments if you like this part :3
Happy reading!
*
*
*
Playlist : Happy Now---Zedd & Elley Duhé
_______________________________________
Alexander's penthouse. Manhattan, New York City. 01.00 AM.
Perempuan berkucir kuda itu berlari kencang dan menerobos pintu kafe yang sedang ramai pengunjung. Ia sampai harus meminta maaf pada berapa orang yang tertabrak ataupun terkejut akan kehadirannya. Mengerdarkan pandangan, matanya bersibobrok dengan sepasang mata abu-abu cerah yang duduk di seberang pria paruh baya. Mereka bersitatap dalam waktu yang cukup lama, seperti menyelami manik sewarna satu sama lain.
"Alessa."
Perempuan berambut pirang itu tersentak, memutus pandangan lebih dulu kemudian berjalan mendekati meja di dekat jendela. Sosok pria dalam balutan jas licin menyambutnya dengan senyuman.
"Apakah berkas yang Grandpa maksud ini?" tanya Alessa seraya memberikan berkas dalam map biru tua. Sesekali ia melirik lelaki yang kini terang-terangan menatapnya.
"Ah, benar. Maaf, ya, Nak, telah menganggu aktivitas belajarmu. Seharusnya sebelum berangkat, Grandpa mengecek ulang barang bawaan." Abraham mengelus surai panjang Alessa. Pandangannya kemudian beralih ke sosok di depannya. "Maaf, Tuan Williams, membuat Anda menunggu."
Lelaki yang dipanggil hanya melempar senyum formal. Namun, tatapannya seolah tersedot pada sosok cantik bergaun putih susu di samping Abraham. Menawan, manis, sekaligus menarik meski tatapan matanya sangat tajam. Alex sampai kehilangan fokus, sedangkan jantungnya terasa berpacu cepat di dalam sana. Mereka baru bertemu, tapi kenapa gadis itu memiliki efek begitu dasyat terhadapnya? Bahkan ketika sosok yang tadi dipanggil 'Alessa' pergi, Alex tak kunjung lupa begitu saja.
Mengerti gelagat aneh kolega bisnisnya, Abraham berinisiatif bertanya, "Apakah ada hal yang menganggu Anda, Tuan?"
Mata Alex mengerjap pelan, tersadar dari lamunan. Bibirnya terdengar mengeluarkan desahan pelan."Maaf, Tuan Shovkovsky, saya kurang enak badan sepertinya." Ia menjawab sembari melempar senyum sungkan.
Abraham mengangguk memaklumi. Meski dalam hati tersimpan tanda tanya besar.
Pada pertemuan-pertemuan berikutnya, Alex tidak pernah meminta orang lain mewakili. Sepadat apa pun jadwalnya di luar sana, ia selalu menyempatkan diri bertemu Abraham. Harapan Alex hanya satu; dapat bertemu kembali dengan Alessa. Sayang, sosok yang ia tunggu-tunggu tidak pernah muncul. Bahkan ketika Alex mau repot-repot datang ke kantor pusat perusahaan Shovkovsky di Rusia, ia belum juga menjumpainya.
"Kau tampak lesu belakangan ini, Little Brother, ada masalah?"
Satu bulan setelah pertemuan mereka waktu itu, Alex pulang ke Madrid dalam keadaan tak bersemangat. Kakaknya, Emily, adalah orang pertama yang menyadari perubahan sikap lelaki itu. Perbedaan usia yang cukup dekat---satu tahun---membuat Emily tahu betul sifat adiknya tersebut. Bahkan tidak jarang, orang-orang menganggap mereka saudara kembar.
![](https://img.wattpad.com/cover/229367764-288-k899440.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CHASING Over the LIMITS [COMPLETED]
Roman d'amour#2 The Eagle Five Series | Bisa dibaca terpisah _____________________________________ Alexander adalah pria menawan dengan sejuta pesona dan senyuman. Kehadiran Alessa membuat hidupnya terasa sempurna, meski masih ada sedikit perasaan kosong di hati...