Leave your vote and comments if you like this part :3
Happy reading!
*
*
*
Playlist : Heaven -- Julia Michaels
*****
NY University. Manhattan, New York City. 10.00 AM.
"Selamat ulang tahun, Kak Alessa."
"Selamat ulang tahun, Alessa."
Ia tersenyum manis seraya mengangkat ponsel supaya menyorot keseluruhan wajah, sembari menyandarkan punggung ke pintu loker. "Terima kasih, Grandpa, Anna. Alessa pikir kalian lupa," jawabnya pura-pura cemberut. Namun, hanya sepersekian detik, karena setelahnya ia kembali tersenyum. Ah, betapa Alessa merindukan adik dan kakeknya di Rusia.
"Maaf, Kak, sejujurnya aku baru sempat memegang ponsel." Anna tampak meringis pelan. "Kemarin aku tertidur dalam perjalanan ke Rusia dan baru bangun sekitar pukul delapan," sambung adiknya itu semakin menampilkan raut menyesal. Ia jadi tidak tega melihatnya.
"Kakak mengerti. Jangan menyesal seperti itu. Lagi pula, kau sudah bersuami, pasti perhatianmu terbagi-bagi," katanya sembari menarik kerah sweater, menghalau hawa dingin yang mulai menggigit kulit lehernya. Mati-matian ia menahan keinginan menggosok-gosok hidungnya yang terasa gatal sejak bangun tidur. "Omong-omong, bagaimana kabar kalian di sana? Baik-baik saja, bukan? Maaf, Alessa sangat sibuk di sini, sehingga jarang memberi kabar kalian."
"Grandpa baik, Alessa, begitu pula dengan adikmu. Jangan cemaskan kami, kau fokus saja menyelesaikan pendidikan di sana," jawab Abraham.
"Grandpa benar, Kak. Aku baik-baik saja. Mulai sekarang aku juga memutuskan tinggal di Rusia menemani grandpa agar tidak kesepian."
Alessa tidak menjawab. Ia menutup separuh muka ketika merasakan desakan dari dalam hidung semakin kuat. Detik itu juga Alessa tidak dapat menahan hasrat bersin berulang-ulang. Hidungnya memerah, cairan bening bercampur air liur bercampur menjadi satu di sapu tangan yang ia pegang.
Dari panggilan video yang masih berlangsung, Alessa melihat wajah cemas kakek dan adiknya.
"Kau sakit, Alessa? Apakah cuaca di sana sedang buruk?"
"Hanya sedikit flu, Grandpa, bukan masalah besar," ujarnya lalu kembali bersin.
"Tapi Kakak terus bersin seperti itu. Apakah benar baik-baik saja?"
Alessa hanya mengangguk sebagai jawaban. Perempuan itu tidak berhenti bersin, kepalanya terasa pening, tubuhnya bergetar pelan saat merasakan udara terasa menyusup ke dalam sweater. Alessa meruntuki Alex dalam hati. Semalam, setelah membuat dirinya hampir jantungan, Alex mengajak ia makan malam tanpa memberinya kesempatan berganti pakaian. Sehingga pagi ini ia harus terserang flu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHASING Over the LIMITS [COMPLETED]
عاطفية#2 The Eagle Five Series | Bisa dibaca terpisah _____________________________________ Alexander adalah pria menawan dengan sejuta pesona dan senyuman. Kehadiran Alessa membuat hidupnya terasa sempurna, meski masih ada sedikit perasaan kosong di hati...