Leave your vote and comments if you like this part :3
Tandai typo plis :)
Note: scene ini terjadi beberapa jam sebelum perut Alessa dipasangi bom.
Happy reading!
*
*
*
Playlist : Ruelle -- Madness
****
Williams Group's Skyscraper Building. Manhattan, New York City.
Layaknya terperosok ke dalam jurang kegelapan, Alex seperti terempas ke lubang pesakitan. Kehilangan arah. Setelah Javis berkata demikian, waktu seakan berhenti berputar. Telinganya bergengung hebat. Dengan tubuh gemetar, ia melepaskan cekalan tangan dan mundur sampai punggungnya menabrak dinding. Air matanya berjatuhan, seiring tubuhnya merosot ke lantai. Alex terguncang hebat. Pikiran beserta tatapannya kosong. Sekuat apa pun ia mencoba menghadapi kenyataan, nyatanya pertahan Alex runtuh begitu saja mendengar ucapan ayahnya barusan. Ia sampai tidak sadar jika waktunya terbuang percuma.
Sementara Javis kini bangkit. Mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah dan berjalan mendekati Alex. Menyeringai.
"Sepertinya kau perlu mendengar cerita yang sebenarnya, agar tidak terlalu nampak seperti orang tolol," kata Javis. Berdiri bersidekap di depan Alex. Satu sudut bibirnya masih tertarik ke atas ketika meneruskan ucapan. "Asal kau tahu, Alex, 35 tahun lalu aku bukan pria kaya dengan aset yang tak akan habis tujuh turunan seperti sekarang. Aku hanya seorang Javis Moreno, karyawan biasa, yang tiba-tiba diangkat menjadi sekertaris direktur utama Williams Group, Lucas Williams. Yang tidak lain adalah mendiang kakek dari ibumu. Pria terangkuh dan semena-mena yang pernah kukenal. Kala itu, aku menyukai Dafne, ibu tirimu, tapi ia lebih memilih hidup dengan kekasihnya tanpa status yang sah, alih-alih bersamaku yang tak lelah menawarkan ikatan pernikahan. Sesungguhnya aku tak menyangka jika Dafne akan menolakku di hari yang seharusnya dilalui dengan suka cita---aku naik jabatan jadi sekertaris. Sampai aku terguncang ketika ia pergi dan memutuskan mencari pelarian di kelab malam. Aku mabuk. Dan sialnya, malam itu menjadi awal petaka dimulai."
"Malam itu Lucas Williams datang ke kelab malam bersama putrinya, Jesslyn. Di sana, ia tak sengaja bertemu denganku yang sedang dalam kondisi kacau. Mulutnya yang setajam silet betul-betul melukai harga diriku. Ia mengatakan aku tak lebih dari pria bodoh nan miskin yang mudah terpedaya perempuan. Lucas juga mengatakan aku mungkin akan menjadi gelandangan jika Williams Group tidak bersedia menampung seonggok manusia tak berguna sepertiku." Sorot mata Javis menajam. Penuh permusuhan. Ia berdecih sinis. Kedua tangannya terkepal di sisi tubuh. "Di ambang kesadaran yang kian menipis---difaktori oleh sakit hati---aku menjebak putrinya malam itu. Aku memberi ibumu minuman yang sudah kucampuri obat perangsang. Ketika Lucas sibuk berbicara dengan salah satu temannya, aku memanfaatkan kesempatan untuk membawa ibumu ke hotel terdekat. Dan malam itu aku memaksa Jesslyn berhubungan badan. Sungguh sial nasibku kala itu. Pasalnya, satu bulan setelah kejadian, ibumu justru menemuiku dengan kabar yang sangat tak ingin kudengar; hamil. Padahal berminggu-minggu kulalui dengan perasaan tenang-tenang saja---cenderung bahagia---usai membalaskan rasa sakit hati."
KAMU SEDANG MEMBACA
CHASING Over the LIMITS [COMPLETED]
Romance#2 The Eagle Five Series | Bisa dibaca terpisah _____________________________________ Alexander adalah pria menawan dengan sejuta pesona dan senyuman. Kehadiran Alessa membuat hidupnya terasa sempurna, meski masih ada sedikit perasaan kosong di hati...