DK|Part 2

354 21 3
                                    

Annyeong😊😂😂

Apa kabar reader?😊😂

Terimakasih yang sudah membaca dan mendukung cerita ini😊🧡🎈

Happy reading 🧡🎈🎈🧡🧡🎈

**************

Alex berlari cepat kearah Ayahnya dengan tertawa ceria sambil membawa mobil mainannya, tampak dibelakang sang ibu juga berlari mengejarnya.

"Ayaaahhh?" Teriak anak kecil itu

"Aleexx, awas ya kamu. Hmm main curang sama Bunda" ucap Adira mengejar anaknya.

Alex tertawa lalu dengan cepat duduk dipangkuan Agha yang tengah santai menonton tv. Agha yang dapat tumpangan mendadak dipahanya terkejut lalu memeluk putranya yang sedang tertawa menelusup ketubuhnya.

"Ayah, Bunda jahat sama Al. Ahahah.. Bunda jangan deketin Al sama Ayah" cerocos anak kecil itu saat Adira mendekati dirinya lalu menggelitiki tubuh kecil yang sedang bersembunyi ditubuh ayahnya itu.

"Astaga, ini ada apa?" Tanya Agha yang ikut tertawa.

"Sini kamu, main curang hmm sama Bunda?" Ujar Adira

Alex terus tertawa geli, begitupun Adira dan Agha yang ikut tertawa karena tingkah putranya itu.
Lihatlah, keluarga kecil itu tampak bahagia sekarang.

Disisi lain Hilda memandang mereka tanpa ingin menganggu.
Ia tersenyum tipis, dari jauh keluarga itu tampak bahagia namun jika lebih dekat maka kamu akan menemukan kekosongan disana.
Hilda tau bagaimana putri satu-satunya itu menutupi kekosongannya dengan tersenyum lebar menandakan jika dirinya baik-baik saja, padahal jauh dalam hatinya ia tersiksa, sangat.
Membohongi diri sendiri itu jauh lebih menyakitkan.

Tatapan Adira tidak pernah berubah, meski ia sudah menikah dan menjalani hidupnya dengan baik tapi hatinya tetap kosong seolah ia belum bisa menerima kenyataan hidup yang ia jalani.
Ia tau betul bahwa putrinya belum benar-benar menerima Agha sepenuhnya.
Ia hanya tidak ingin merasa bersalah terhadap laki-laki itu yang banyak berjuang untuknya, ia menghargai laki-laki itu, sangat.

Hilda berjalan menghampiri mereka yang sekarang memilih duduk bersantai menonton tv, beberapa camilan menemani aktifitas mereka.
Alex tampak ceria disamping kedua orang tuanya, sesekali ia memeluk ayah dan juga ibunya.
Dia. Anak kecil itu, adalah pengisi kekosongan mereka.

"Lagi ngapain cucu Oma? Asik banget kayaknya" ujar Hilda dengan tersenyum manis.

"Oma-oma, Bunda kalah main mobil-mobilan sama Al" ujarnya girang lalu naik kepangkuan neneknya itu.

"Oh ya?" Respon Hilda mengelus wajah cucunya itu.

Alex mengangguk cepat.

"Kamu curang, masa iya mobil-mobilan Bunda kamu dorong. Kan curang" ujar Adira

"Enggak llloo" Alex mengelak dengan menjulurkan lidahnya.

Semua orang tertawa dengan tingkah menggemaskan anak kecil itu.
Merekapun lanjut mengobrol ringan.
Akhir pekan seperti ini mereka sering menghabiskan waktu bersama dirumah ketimbang berjalan-jalan keluar terkecuali memang direncakan berlibur akhir pekan mereka pergi.

"Oh iya Mom, kayaknya rencana kita buat beli apartment jadi deh. Agha udah pastiin waktunya, besok waktu yang tepat buat liat tempatnya" ujar Agha menatap ibu mertuanya itu.

"Lho, kalian gak tinggal disini aja. Kenapa harus beli apartment? Lagian disini lebih nyaman, apalagi buat Alex" ujar Hilda.

"Enggak Mom. Kita mau mandiri dulu disini gak mau bergantung sama Mami terus" ujar Adira membuat Hilda menghebuskan nafas pelan.

DUA KEKASIH [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang