DK|Part 20

171 7 0
                                    

*

*

*

Adira masuk kedalam unit apartment-nya, setelah menutup pintu lalu melangkah hal pertama yang ia lihat adalah Agha yang tengah duduk di soffa dengan mata terpejam sedangkan tv disana menyala.

Adira menghelas nafas panjang, sekarang ia mulai merasa bersalah pada pria itu bahkan pada Alex.
Sudah beberapa hari ini dia jarang memperhatikan dua pria beda usia itu.

Maafkan aku..

Adira melangkah lebih dekat lalu berjongkok didepan Agha, menyentuh lutut pria itu.

"Gha? Kenapa tidur disini?" Bisik Adira menatap Agha yang masih terpejam.

"Gha?" Panggil Adira lagi sambil menggongkan lutut Agha.

Beberapa detik kemudian Agha terganggu lalu membuka matanya.

"Adira? Kamu udah pulang?" Tanya Agha menguap lalu menegakan tubuhnya.

"Kenapa tidur disini? Seharunya kamu istirahat dikamar" Adria tak menjawab ia balik bertanya pada pria itu.

"Aku nunggu kamu" jawabnya

Kembali Adira merasa bersalah, sangat.

"Aku sudah bilang hari ini aku pulang larut. Ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa ditunda jadi aku harus lembur" ujar Adira.

Sebenarnya alasannya itu bukan seluruhnya berbohong karena ingin menutupi perselingkuhannya dengan Kennand tapi dirinya memang benar-benar sibuk bekerja.
Ternyata dia tidak bisa menepati janji agar bisa membagi waktu pekerjaan dan keluarganya. Terasa sulit.

"Hmm aku mengerti. Tapi pekerjaan mu disini sepertinya lebih sibuk dari pada saat kita di London. Kenapa aku jadi merasa menyesal yah kita kembali ke indo?"

Deg..

Adira tertegun dengan ucapan Agha, perkataannya memang tidak salah tapi pria itu seolah mempunyai pirasat sesuatu jika mereka ada di Indonesia.
Apa Agha tau?

"Aku minta maaf. Aku berjanji akan mengurangi jam kerjaku setelah ini"

"Jangan membuat janji jika akhirnya kamu tidak mampu untuk menepatinya, Dir." Respon Agha datar tanpa menatap Adira, dia hanya fokus pada tv didepannya sambil memindahkan salurannya.

"Gha, aku tau kamu kecewa. Tapi, maafkan aku. Aku benar-benar menyesal, aku tidak akan terlalu banyak bekerja setelah ini. Lagi pula aku sangat merasa bersalah padamu dan juga Alex" Mohon Adira dengan merangkul lengan Agha.

Agha menatap Adira lekat yang kini duduk disebelahnya.
"Benarkah? Aku tidak kecewa soal itu."

"Lalu?"

"Hal lain yang mungkin akan sangat kau sesali suatu saat nanti" jawab Agha tersenyum tipis

"Maksudnya?" Tanya Adira tak mengerti, ia mengerutkan dahinya.

"Tidak. Jangan dipikirkan" jawab Agha acuh
"Buatkan makanan, aku lapar. Aku ke kamar mandi dulu" lanjutnya lalu pergi meninggalkan tempat itu.

DUA KEKASIH [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang