DK|Part 9

176 8 0
                                    

Pakabar?😊

Masih ada yang nunggu dan penasaran cerita ini?

Curhat dikit dulu nih.
Aku tuh sebenarnya mentok banget sama nih cerita, alurnya takut gak ngfell buat kalian☹️ apalagi setelah bikin yang Kekasih Kedua kayak kurang gimana gitchu, hehe.

Tapi semoga cerita ini lebih dari cerita yang kemarin yah?
Terimakasih yang masih mendukung 😊❤️

Happy reading 🧡🎈

***********

Kennand masuk kedalam ruangan meeting. Disana sudah ada beberapa kolega bisnisnya yang sudah menunggunya.

Ia duduk dikursinya, tersenyum tipis pada pada mereka.

"Maaf saya terlambat" ujar Kennand membuka percakapan.

"Tidak papa Pak." Jawab salah satu koleganya.

"Btw, telat mulu boss. Kenapa?" Itu suara Dion yang juga ikut meeting.

Andi yang memang sudah duduk disebelah Kennand melirik tajam adiknya itu. Ia tau mereka sudah saling kenal, tapi jika sedang bekerja harus tetap propesional.

"Gak usah macem-macem lu ya!" Tegur Andi tegas namun pelan kearah adiknya.
Sedangkan yang lain hanya terkekeh.

"Baiklah mari kita mulai pembahasan penting ini" ujar Kennand mencairkan suasana.

Mereka pun memulai meeting.
Dua jam berlalu akhirnya meeting mereka selesai, semua orang sudah bubar dari tempat itu.
Tersisa Kennand, Andi dan Dion diruangan itu.

"Bang aku mau nanya sesuatu" ujar Dion menatap Kennand.

"Apa?" Tanya Kennand sambil memainkan ponselnya, membalas pesan adiknya yang akan datang ke apartment-nya.

"Nenek sihir cantik kemarin siapanya abang?"

Semua orang mengerutkan dahinya kala mendengar ucapan Dion.

"Maksudmu siapa?" Tanya Kennand melirik Dion

"Tau lo! Ada nenek sihir cakep!" Cibir Andi.

"Lo anak haram gak usah ikut-ikutan yah!!. Ini urusan orang dewasa!" ujar Dion kesal menatap kakaknya itu.

Kennand memijat keningnya pelan, ternyata gini ya rasanya jadi Ibunya jika melihat dia dan Kennanta ribut. Menguras emosi.

"Dih belagu!" Cibir Andi.

"Udah oke?! Gimana Di? Maksud kamu siapa?" Ujar Kennand.

"Itu lho yang ketemu di kaffe"

Kennand berpikir sebentar
"Oohh.. Bella? Kanapa?" Tanya Kennand sedikit mengerutkan dahinya.

"Demen keknya" celetuk Andi.

"Sok tau lo!" Tegas Dion.

"Enggak Bang cuman nanya aja. Punya kontaknya gak?" Tanya Dion lagi.

"Si kupret dasar! Bilang aja demen bangsat!" Cibir Andi lagi.

"Dulu sih sempet punya. Kenapa emang? Kalo beneran suka Abang tau dimana kantornya"

"Seriusan Bang?!"

"Tuhkan! Babi mulai mau ngepet nih!!" Suara Andi kembali terdengar.

"Diem kenapa sih bang? Sirik aja. Bersyukur adik lo udah mulai demen sama seseorang, bukan diledekin terus." Ucap Dion kesal membuat Kennand tersenyum kecil sedangkan Andi mendelik tak suka.

DUA KEKASIH [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang