DK|Part 11

197 11 2
                                    

Kennanta berjalan pelan menaiki tangga. Ia membelokan arahnya setelah sampai dilantai atas menuju balkon.

Sambil membawa dua botol minuman dingin ia duduk dikursi yang memang tersedia di balkon rumah itu.

Ia menunggu kakaknya datang menghampiri dirinya.
Sesekali ia meneguk minuman itu.

"Ada apa dek?" Tanya Kennand yang baru saja datang lalu duduk disebelahnya.
Kennand mengambil botol minuman itu lalu meneguknya.

"Aa kenapa gak bilang?" Tanya Kennanta membuat Kennand menatapnya bingung.

"Kenapa gak bilang kalo Kak Dira sekarang satu gedung apartment sama aa" jelas Kennanta

"Kamu tau dari mana?" Tanya Kennand sedikit terkejut.

"Tadikan aku ke apart, terus gak sengaja ketemu. Kenapa gak bilang?!" Tanya Kennanta lagi.

"Kamu gak perlu tau" ujar Kennand acuh lalu kembali meneguk minumannya.

"Tapi sekarang aku tau"

"Terus?"

"Kok terus sih?! Aa gak ngobrol apa-apa sama dia?"

"Bukan enggak tapi belum"

"Pantesan aja dia kaget pas tau dari aku"

Kennand menatap tajam adiknya.
Apanya yang pantesan kaget?
Adiknya itu belum mengatakan apapu kan pada wanita itu?

"Apa?! Iya, kak Dira udah tau semuanya dariku" ujar Kennanta.

"Dek.....? Kenapa har—"

"Kalo dia gak dengerin cerita dari aku. Mungkin sampai kapan pun dia gak akan mau ngomong sama kamu"

"Tapi enggak kayak gini caranya dek"

"Gimana hmm? Aa aja gak tau apalagi aku. Aku hanya menjawab apa yang dia tanyakan. Bukan seolah-olah aku memang ingin menceritakannya" Kennanta menggidikan bahunya lalu meneguk kembali minumannya.

"Terus apa yang dia katakan?" Tanya Kennand.

"Enggak banyak sih. Tapi dia lebih keliatan gelisah gitu."

"Hmm yaudah"

"Kok yaudah sih?"

"Ya terus?"

Kennand menatap adiknya bingung.
Dia tidak salah bicarakan?

"Ya responnya jangan gitu doang dong! Bilang kalo 'iya aa nanti bicara sama dia' gitu kek. Ini malah hmm doang" cerocos Kennanta sebal.

"Bicara apalagi? Yang akan aa bicarakan sama dia aja udah diceritain sama kamu" jawab Kennand menatap adiknya heran karena dia terlihat kesal atas responnya.

"Terus Aa mau bilang ini salah aku gitu? Jahat banget sih!"

"Kamu tuh ngomong apasih?!"

"Dih malah ngeles!"

"Kamu sakit? Minum obat sana. Heran ngegas mulu"

Kennanta menatap kakanya kesal ia pun berdiri dengan menghentakan kakinya.

"Semua laki-laki tuh sama aja!! Ngeselin!!" Ujar Kennanta lalu pergi.

"Efek bentar lagi nikah tuh. Dia yang ngeselin!" Gerutu Kennand melihat kepergian adiknya yang menjauh.

Kennand pun merebahkan kepalanya di ujung kursi.
Pikirannya melayang kembali kepada wanita itu, siapa lagi jika bukan Adira. Ia sangat-sangat merindukan Adira, tapi semua itu tidak akan ada artinya lagi sekarang. Dia, sudah menjadi milik orang lain.
Tapi, apakah salah jika ia ingin memperbaiki kesalahannya di masa lalu? Ia sangat ingin mendapatkan kesempatan kedua dari wanita itu.

DUA KEKASIH [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang