DK|Part 4

275 14 1
                                    

Kennand menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Ia menatap Ibunya gelisah, sebenarnya ia ingin mengatakan kejadian tadi saat dirinya bertemu dengan Nadira namun ia ragu.

"Bu?" Panggil Kennand

"Apa?" Tanya Agnes menatap Kennand.

Kennand kembali menimbang ucapanya.

"Gak jadi deh" ujar Kennand lalu fokus lagi dengan setirnya.

"Aneh" ujar Agnes.

Beberapa saat kemudian.

"Bu?" Panggil Kennand lagi

"Apa A?" Tanya Agnes jengkel

"Aku sebenarnya pengen ngasih tau sesuatu sama Ibu" ujar Kennand berhati-hati.

"Ya bilang aja. Kenapa? Dari tadi Ibu liat kamu gelisah banget" ujar Agnes.

"Tadi— ak—aku. Tadi aku ketemu Nadira"

"Hah? Dimana? Dimimpi? Udah bisakan. Kamu sering bilang itu" respons Agnes dengan terkekeh.

"Bukan Bu. Kali ini Kenn gak mimpi, tadi beneran ketemu Nadira. Secara langsung" tegas Kennand.

Agnes menatap Kennand serius.

"Beneran? Dimana? Kapan?" Tanya Agnes.

"Pas diacara barusan" jawab Kennand sedikit lesu.
Ia kembali mengingat kejadian tadi, saat dirinya mencoba untuk bicara dengan wanita itu namun semua itu ditolak mentah-mentah.

"Serius? Kok bisa? Bukannya dia lagi di luar negeri yah?"

"Dia udah pulang Bu"

"Terus gimana keadaan Nadira? Kamu ngomong apa aja sama dia? Ibu juga jadi pengen ketemu"

"Itu dia masalahnya. Dia gak mau ngomong sama aku sedikit pun. Dan Ibu tau? Dia sudah memiliki putra sekarang" ujar Kennand tak bersemangat, sungguh dirinya sedih sekarang.

"Ibu udah tau. Anak itu lagi jadi berbincangan. Kamu taukan kakeknya siapa? Dia Seto Abraham, pengusaha terkenal dikalangannya" ujar Agnes.
Ia menatap putranya sedih.

"Udah A. Gak akan ada kesempatan untuk kamu lagi. Menyesal pun sudah percuma, lebih baik sekarang kamu tata kembali hidup kamu. Ini udah waktunya kamu bangkit dari rasa bersalah itu, Alma bakalan sedih liat kamu terpuruk terus" ujar Agnes mencoba memberi pengertian kepada putranya itu.

"Aku gak tau Bu. Kasih aku waktu sedikit lagi, jika aku benar-benar kalah aku akan menyerah" ujar Kennand yang masih fokus menyetir tapi dari nada bicaranya terdengar serius.

Agnes menatap cemas putranya.

"Jangan bilang kamu akan nekat A? Gak! Ibu gak akan biarin itu terjadi" ujar Agnes tegas.

"Apa salahnya memperjuangkan sebuah cinta Bu? Aku hanya ing—"

"Itu bukan cinta! Tapi obsessi! Ibu gak akan pernah biarin kamu melakukan hal kotor A!"

Kennand tidak merespon ucapan Ibunya, ia hanya mentap lurus dengan setirnya.

***********

Adira mengerjapkan matanya lalu menatap kesamping, disana Agha juga tengah terlelap sambil memeluk tubuhnya.

Ia mengusap wajahnya, lalu menatap jam dinding.
Ternyata ia ketiduran selama 20 menit.
Selang beberapa detik ia langsung teringat anaknya. Astaga, kemana putranya?

Adira hendak bangkit namun sebuah tangan mencegah perutnya.

"Alex lagi sama Bi Wati" ujar Agha dengan mata yang masih tertutup.
Adira menghebuskan nafas lega.

DUA KEKASIH [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang