DK|Part 15

194 9 0
                                    

Selamat Malam?👋👋
Pertama aku mau bilang makasih untuk 1k readers 😁 meski vote nya masih jauh, tapi ini adalah sebuah kebanggaan tersendiri buat aku yang pemula😊
Gak tau yang mungkin cuman numpang lewat atau gimana tapi aku berterimkasih kepada kalian😊
Okaayy dari pada kebanyakan gacor mending langsung aja😂

Happy reading 🧡🎈🎈🧡

******

Adira menepika mobilnya disisi jalan, ia mendudukan kepalanya diatas setir sambil terisak pelan.

"Hikkkss.. kenapa sulit sekali?!! Kenapa hatiku sangat sulit menerima ini Tuhan??!! Hikkkss aku lelah.." gumam Adira putus asa.

Ia mendongkak menatap lurus jalan yang tampak sepi, ia butuh ketenangan sekarang. Jika ia langsung pulang ia tak yakin akan baik-baik saja didepan Agha.

Ia mengambil satu botol air p
utih dibelakang jok mobil lalu meminumnya perlahan.
Setelah meletakan kembali botol itu ia kembali menatap lurus dan tangisnya tak terhenti.
Apa ia harus kembali bersama Kennand lalu meninggalkan Abhighael?
Tapi ia terlalu egois jika mementingkan kebahagiaannya di banding Abhighael yang selama ini sudah berjuang banyak untuknya.
Itu terlalu jahat untuknya.

Di tengah tangisnya yang belum mereda tiba-tiba seseorang mengetuk kaca mobilnya, Adira kaget ia langsung menatap siapa orang yang mengetuk kaca mobilnya.
Mata Adira menatap wajah orang itu, tak terasa air matanya kembali mengalir dengan deras.

Tok tok tok..

"Kau baik-baik saja?" Tanya seorang pria dibalik pintu mobil.

Adira membuka pintu mobilnya perlahan, lalu keluar dari mobil.

"Nadira? Kenapa menepi disini? Ada masalah? Mobilmu mogok? Biar ku lihat"

Disaat orang itu berbicara tanpa henti, Adira kembali terisak lalu menunduk. Ia tak kuasa menatap pria didepannya itu, setelah beberapa waktu lalu ia masih bisa menahan tangisnya kali ini ia tak bisa.

"Apa yang rus— Ra? Kamu nangis?" Tanya pria itu terkejut.

"Kennand?" Panggil Adira kepada pria didepannya.

Ya, pria itu adalah Kennand yang menemukan dirinya disini sekarang dengan keadaan yang berantakan.

"Ya? Kenapa? kamu sakit? Perlu ke rum—"

Bugh..

Pertanyaan Kennand terhenti ketika Adira tiba-tiba saja memeluknya.
Kennand hampir saja tersungkur akibat tindakan Adira yang tiba-tiba, tapi untung saja ia bisa menahannya.

"R-ra? Kau baik-baik saja?" Tanya Kennand cemas menyentuh bahu Adira yang saat ini masih memeluknya.

"Hikkkss... Aku lelah Kenn, aku tidak bisa seperti ini terus. Rasanya sangat menyiksa, aku tidak sanggup" Gumam Adira terisak memeluk Kennand lebih erat.

Ini yang ia rindukan, wangi pria itu, wajah pria itu segalanya tentang pria itu. Ia sangat-sangat merindukannya, sangat.

"Maafkan aku" bisik Kennand membalas pelukan wanita itu.

Perasaanya tercampur sekarang, antara sedih, bahagia dan juga lega.
Wanita itu masih memikirkannya, Adira masih memiliki cinta untuknya. Ia yakin itu.

Mereka saling berpelukan, menyalami rasa rindu yang telah lama mereka pendam.
Kennand tersenyum, ia mengelus rambut Adira lembut dengan sesekali mencium pucuk kepala wanita itu.

DUA KEKASIH [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang