Im Yoona POV
Aku menatap ke ujung sana melalui celah-celah penutup kepalaku. Dia berdiri diujung sana dengan tuxedo putih jahitanku. Aku melihat senyum di wajahnya. Dia, pria itu akan menjadi suamiku sepanjang sisa hidupku ini.
"Sayang, kamu harus bahagia" bisik appaku yang menggandengku menuju ke tempat pria itu berada.
"Ne appa" ujarku
"Maafkan appa, karena sikap appa selama ini, kamu kehilangan kehangatan keluarga. Appa doakan kamu akan mendapatkannya dari pernikahanmu. Appa yakin Siwon adalah pria yang baik"
"Aku akan bahagia appa" ujarku tanpa tahu bagaimana kehidupanku selanjutnya.
Aku sudah mendapat restu dari kedua mertuaku. Siang itu saat aku mengakui semuanya, mereka hanya tersenyum padaku dan mengatakan mereka bangga padaku yang berani mengakuinya. Mereka memberikan restu dan memintaku membuat putranya jatuh cinta padaku.
Aku mengucapkan terima kasih pada mereka karena sudah menerimaku. Mereka juga tidak meragukan bayi dalam kandunganku. Mereka menerimaku dengan tangan terbuka dan aku merasa bahagia.
***
Author POV
Tanpa disadari , yoona sudah tiba di depan hadapan Siwon. Appanya menyerahkan tangannya ke Siwon dan meminta pria itu menjaga putrinya dengan baik.
"Bahagiakan putriku Siwon ya" ujar Tuan Im dan Yoona melihat setitik air mata yang jatuh dari sudut mata appanya.
"Ne aboenim" ujar Siwon sambil menerima tangan Yoona.
Keduanya berbalik menghadap ke arah pendeta untuk mulai diberkati dan mengucapkan janji suci pernikahan.
"I didn't fall in love with you, i walked into love with you, with my eyes wide open, choosing to take every step along the way. I do believe in fate and destiny but I also believe we are only fated to do the things that we'd choose anyway. And I'd choose you in a hundred lifetimes, in a hundred worlds, in any version of reality, I'd find you and I'd choose you" ujar Siwon, ia menatap ke wajah yoona yang masih tertutup kerudung putih brokatnya. Secara samar wajah yoona juga begitu cantik.
"I choose you to be no other than yourself, loving what I know of you, and trusting who you'll become. I will respect and honor you always and in all ways. With you I pledge to repair. One small piece of the world. I take you to be my spouse, to have and to hold, in tears and in laughter, in sickness and in health, to love and to cherish, from this day forward, in this world and the next" ujar Yoona, ia sudah memutuskan menghabiskan sisa hidupnya bersama Siwon. Tanpa peduli apapun yang terjadi. Karena baginya ia bukan hanya bersumpah di depan pendeta, di depan orang tuanya, mertuanya ataupun semua tamu undangan. Tapi ia bersumpah di depan Tuhan dan ia tidak akan pernah mengingkari janjinya pada Tuhan.
Siwon memasangkan cincin di jari manis Yoona dan sebaliknya juga.
"With this ring,I give you my heart and I promise that from this day forward, you'll never walk alone. May my heart be your shetter and my arms be your home" ia membisikkannya setelah memasangkan cincin ke jari Yoona dan ia membuka kerudung yoona dan mencium sekilas bibir merah istrinya itu.
"Kamu cantik sekali" ujar Siwon dan membuat yoona merona.
Pernikahan keduanya berlangsung cukup meriah. Banyak tamu tuan choi dan tuan im yang hadir. Untung saja Siwon membawa Yoona ke dokter kemarin untuk mendapatkan suntikan vitamin. Jika tidak, mungkin ia akan kelelahan.
Siwon terus merangkul yoona selama menerima tamu. Seohyun yang tampak menjauhi mereka. Sedangkan Kyuhyun ia membantu melayani tamu yang datang, ia bahagia karena yoona mendapatkan pria yang baik juga.
***
Setelah resepsi selesai. Mereka semua menginap di hotel tempat resepsi diadakan. Yoona dan Seohyun duduk di lobi hotel, sedangkan Siwon sedang mengambil kunci kamar di receptionist. Sedangkan Kyuhyun dan kedua orang tuanya sedang melayani tamu yang tersisa. Begitu juga Tuan dan Nyonya Im.
"Kamu bahagia?" Tanya Seohyun pada Yoona, wanita yang sudah menjadi kakak iparnya.
Yoona tidak menanggapinya. Jika gaunnya tidak begitu berat, ia tidak sudi duduk disini menerima penghinaan dari wanita ini juga.
"Setelah gagal menjadi maduku, kamu menjebak oppaku. memang hebat sekali kamu" ujar Seohyun sambil tersenyum mengejek "Jangan bahagia kalau kedua orang tuaku begitu menyukaimu. Itu hanya mereka belum tahu siapa kamu. Jika aku memberitahu mereka maka kamu akan selesai"
"Seohyun ya, kamu sedang hamil. Jangan terlalu membenciku. Aku khawatir nanti wajah anakmu akan mirip denganku" ujar Yoona dan Seohyun tampak kesal.
Yoona memutuskan menghampiri suaminya saja. Daripada mendengarkan adik iparnya yang tidak jelas.
"Jika kamu ingin memberitahu ke eomma dan appamu bagaimana buruknya aku, lakukan saja. Sama seperti saat kamu membuat berita itu" ujar Yoona dan ia meninggalkan Seohyun
***
"Kenapa menyusul oppa sayang?" Tanya Siwon saat melihat istrinya berada di sampingnya
"Aku hanya melihat, apa yang bisa aku bantu" ujarnya
"Sudah selesai, ayo kita ke kamar" ujar Siwon, ia memeluk pinggang istrinya
"Seohyun juga butuh istirahat. Oppa ajak dia juga" ujar yoona
"Ne,"
Seohyun menolak naik ke atas bersama mereka. Ia meminta kunci kamarnya saja dan terus menunggu di lobi.
"Wanita itu keras kepala sekali" ujar Siwon
"Bukankah itu mirip dengan oppanya?" Ujar Yoona sambil tersenyum
"Dia lebih parah"
"Dia hanya tidak suka padaku, aku tidak mengapa, tapi oppa dan seohyun jangan bermusuhan hanya karenaku"
"Jika dia terus menghina istri oppa, oppa tidak akan diam saja"
"Bagaimana pun hubungan oppa dengannya lebih erat. Biarkan saja ia mau mengatakan apapun tentangku, asalkan itu bukan suamiku yang mengatakannya, aku tidak akan peduli" ujar Yoona
"Manis sekali istri oppa" ujar Siwon
***
Yoona langsung tertidur karena ia kelelahan seharian ini. Siwon masih mengurus pekerjaannya karena ia akan mengajak Yoona berlibur.
Sehun sudah mengirimnya kode booking pesawat. Karena dokter tidak menganjurkan menggunakan pesawat terlalu lama, maka ia hanya mengajak istrinya ke Osaka.
Yoona terbangun tengah malam dan Siwon belum juga tidur. Ia masih bekerja.
"Oppa belum tidur?" Tanya Yoona, ia terbangun karena ingin buang air kecil.
"Ini sebentar lagi selesai. Kamu terganggu kah?"
"Aniy, aku ingin ke kamar mandi"
"Oppa antar,,"
"Oppa lanjutkan saja supaya cepat istirahat. Aku bisa sendiri" ujar Yoona dan Siwon tetap memaksa menggendongnya ke kamar mandi.
"Kamu sudah kelelahan seharian, jadi oppa tidak akan biarkan kamu berjalan" ujarnya
Mereka masih malu-maluan, setelah meletakkannya di kamar mandi. Siwon keluar dan menutup pintu, berdiri menunggunya di depan kamar mandi. Wajahnya memerah.
Yoona keluar sesaat kemudian.
"Aku jalan saja oppa. Jaraknya tidak sejauh yang oppa bayangkan" ujarnya
Lalu siwon hanya merangkulnya dari belakang.
"Seharusnya ini malam pertama kita" bisik Siwon dan Yoona yang merona merah.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Come to Me
RomanceJika kamu membenciku, buat apa kamu terus berada di sekitarku? ~Im Yoona Apakah bagimu lebih terhormat menjadi simpanan daripada menikah denganku? ~Choi Siwon