Gadis berjaket denim yang tengah berupaya menghindari sekerumunan orang terus dibuat lari terbirit-birit. Dirapatkan lagi masker juga kacamata hitam sebagai alat penyamarannya yang barang kali dapat mengecoh orang-orang di mall akan kehadiran sang bintang drama Indonesia itu tidak diketahui.
Dia terus berusaha menundukkan pandangan dan bersikap biasa kala melewati sekerumunan lain yang ada di lantai bawah mall.
Ya Tuhan, gue cuma mau jalan-jalan dengan tenang aja ribet banget sih! Kesalnya tidak tenang. Buru-buru dia menuju mobilnya yang terparkir di basement mall. Namun, baru dia membuka pintu kemudi, para fans-nya yang sedari tadi mengejar-ngejar terlanjur membuatnya mengurungkan diri untuk masuk ke dalam mobil.
Gadis itu menutup pintu mobilnya keras-keras. "Sial!" Dia kembali melanjutkan langkah menuju luar mall dengan sangat terburu-buru. Para fans yang begitu hafal dengan mobil idolanya itu segera menyambangi mobil hitam keluaran Jerman itu, sayang sekali para fans, idola kalian sudah pergi jauh.
"Pasti Ratu belum jauh dari sini, mungkin dia ada di depan, ayo kita ke sana!" pekik seorang fans memberi komando pada yang lainnya.
"Ayo!" sahut yang lain penuh semangat dan tidak sabar bisa bertemu idolanya yang jarang-jarang pergi sendirian, biasanya juga selalu ada bodyguard-bodyguard yang mengawalnya kanan, kiri, depan, dan belakang.
Ketika sebuah metromini melintas di depan mall, gadis itu tidak ada pilihan lain untuk menaikinya sesegera mungkin setelah melihat para fans mengetahui tempat persembunyiannya sembari menunggu mobil jemputan. Tak ada kursi lain yang kosong, gadis itupun memilih untuk tetap berdiri, namun tak lama berselang, seorang ibu-ibu turun dari metromini dan mempersilakan gadis itu untuk mendudukki kursinya.
Gadis itu menghempaskan tubuhnya di punggung kursi. "Syukurlah, bisa lepas juga gue dari mereka," desisnya mengipas-ngipasi wajahnya dengan tangan.
Diam sejenak, hanya ada kegaduhan mesin bus dan cericit percakapan penumpang di barisan depan yang terdengar. Sementara gadis bernama RATU BERLIANA itu masih sibuk mengipasi wajahnya yang kegerahan.
Sesekali, Ratu menoleh ke teman sekursinya yang sejak tadi terlihat menjauhkan posisi duduknya hingga mepet ke badan bus dan memilih untuk menyembunyikan wajah tampannya ke arah jendela.
"Hei, kenapa lo kayak jijik liat gue ha? Lo takut terpesona sama kecantikan gue apa gimana ha!" ujar Ratu menyentak-nyentak.
Cowok yang duduk di sebelahnya masih tidak menanggapi ocehan Ratu. Alhasil, sikap cowok itu membuat Ratu geram. "Heh! Kalau diajak ngomong itu tunjukkin tuh muka!" bentak Ratu membuat penumpang yang duduk di kursi depan sedikit tercengang.
Tak mau mencari perkara dengan gadis super keras kepala, cowok itu menoleh dengan malas, dan, tampaklah aura ketampanannya yang mampu menyihir Ratu, sedetik itu juga, Ratu tak mampu bergeming melihat wajah tampan cowok itu.
Gue mimpi ketemu ular kali ya semalem sampai gue ketemu jodoh gue gini. Fiks! Kayaknya dia beneran jodoh gue deh.
Setelah beberapa detik menujukkan wajahnya, cowok itu segera berpaling sembari mengucap doa, "A'udzubillahi min fitnatin nisaa!" (Aku berlindung kepada Allah dari fitnah perempuan).
Ratu yang samar-samar mendengar doa cowok itu merasa risih. "Eh, lo doain gue yang jelek-jelek ya?" tuduh Ratu. Cowok itu tak juga mau menjawab dan meminta Ratu untuk memberinya jalan keluar dengan sebuah isyarat tangan.
Bener-bener nggak sopan ya tuh cowok! Diajak ngobrol juga.Tapi mau gimana, ngeselin-ngeselin juga gantengnya masya Allah. Batin Ratu ikut berdiri di ambang pintu bus bersama cowok tadi yang masih sibuk menyelempangkan tas di punggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu & Sultan [Selesai]✓
Teen Fiction[Romance-Religi] "Sultan, Ratu cantik nggak kalau pakai jilbab gini?" tanya Ratu antusias. "Cantik. Tapi hijab tidak dipergunakan untuk mempercantik diri, melainkan menutupi kecantikanmu," balas Sultan melarikan diri dari hadapan Ratu. ~~~ Start : 1...