Dengan terpaksa karena keadaan pintu gerbang masih di blokade oleh barisan para wartawan yang belum juga mengalah untuk mencari informasi tentang berita kedekatan Ratu dan Sultan. Bayu mengantar Sultan dari pintu masuk belakang rumah setelah mematikan mesin mobilnya.
"Terima kasih," ucap Sultan menutup pintu.
"Sama-sama," sahut Bayu melambaikan tangan dari kursi kemudinya.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam." Usai menjawab salam dari Sultan, mobil dia nyalakan kembali dan melaju dengan kecepatan cukup tinggi sebelum para wartawan mengetahui keberadaannya. Bayu berharap, masalah Ratu dan Sultan itu segera rampung dengan jalan damai.
Masuk-masuk ke dalam rumah. Tiba-tiba Ratu yang sudah mengetahui kedatangannya menyambut di depan pintu, seketika hal itu menjadikan kedua pundak Sultan terangkat. Dan, bukannya menjawab salam darinya, Ratu malah senyam-senyum memandangi wajah Sultan biarpun tengah berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air putih. Sultan tetap mempertahankan sikap dinginnya.
Tangan Ratu cepat-cepat mendahului Sultan untuk menuangkan air minum. "Sudah, lo duduk aja ya, biar gue ambilin minumnya." Sultan hanya pasrah dan melepas tubuhnya di kursi makan. Tatapannya masih enggan lepas dari rasa jengkel pada gadis ber-hoodie abu-abu dan rok pendeknya yang enggan membuat Sultan meliriknya sekilas pun!
"Nih, diminum ya," ucap Ratu meletakkan segelas air putih di depannya. Sultan masih tidak mau bergeming atas apa yang sudah Ratu lakukan. Satu dua menit, gelas berisi air putih itu belum disentuh Sultan, memandanginya saja tidak.
Sultan kenapa sih? Kok dia sok cuek gitu? Apa dia masih marah soal kemarin itu? Haruskan seorang Ratu Berliana minta maaf lagi sama dia?
Ratu ikut duduk di kursi samping dengan tangan terlipat. "Eh, lo masih marah ya sama gue?" Belum ada tanggapan dari laki-laki berkemeja kotak-kotak hitam dan putih. Dia masih sibuk berkelana mencari cara agar kerusuhan yang Ratu perbuat pada hidupnya itu terselesaikan, dia datang ke Jakarta hanya berniat menemui ibunya dan melanjutkan kuliah, kenapa hidupnya bisa serumit itu setelah bertemu Ratu? Dia sungguh tidak menyangka, seorang bintang yang kerap dia lihat di televisi menghampiri hidupnya dan mempora-porandakan rencana-rencana terbaik yang sudah dia rancang untuknya juga sang ibu.
Tanpa mempedulikan Ratu yang menunggu respon dari pertanyaannya, Sultan melenggang pergi begitu saja, seolah tak pernah menganggap Ratu ada.
"Ih! Lo malah mau kemana! Lo belum jawab pertanyaan gue!" Ratu menyusul cepat langkah gesit Sultan yang menuruni tangga menuju lantai bawah.
Setibanya di depan pintu kamarnya, Sultan buru-buru menutupnya dan tak lupa mengunci rapat, dia sedang tidak ingin diusik oleh gadis yang tiap saat mengumbar aurat padanya itu. Dia ingin berlama-lama meminta ampun pada-Nya, jika sebagai seorang hamba biasa kerap khilaf akan kecantikan Ratu itu.
"SULTAN ALAM NADIR!!!" jerit Ratu seusai mendapati pintu terkunci.
Beberapa kali, Ratu mencoba mengetuk, ah tidak, lebih tepatnya menggedor pintu tak berrsalah itu karena kesal. "Buka pintunya dong! Oke! Gue ngaku salah, tapi gue juga udah minta maaf! Apa perlu gue ulang?" Ratu menggedor-gedor pintu lebih keras lagi. "Sultan! Keluar dong, kita bicara baik-baik soal ini! Masak lo menghindar terus sih?"
Sementara Ratu mulai kehabisan kata untuk membujuk Sultan keluar. Laki-laki yang tengah bersimpuh di atas kasur sembari merapalkan dzikir dengan khusyuk-nya itu tanpa sadar air matanya ikut meleleh menyadari segala kesalahannya.
Hatinya menjerit karena sudah berurusan dengan perempuan yang bukan mahramnya, kini, dia bak Nabi Yusuf dan Ratu adalah Zulaikha yang terus menerus membujuknya masuk kedalam dunia kehinaan. Bedanya, Sultan lebih memilih untuk menghindar untuk sementara, atau mungkin selamanya, dia tidak ingin lebih dalam lagi masuk di kehidupan Ratu. Satu keputusan telah dia ambil, cepat atau lambat, Sultan akan mencari kos-kosan dan pekerjaan sendiri. Ya, itu keputusan yang terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu & Sultan [Selesai]✓
Teen Fiction[Romance-Religi] "Sultan, Ratu cantik nggak kalau pakai jilbab gini?" tanya Ratu antusias. "Cantik. Tapi hijab tidak dipergunakan untuk mempercantik diri, melainkan menutupi kecantikanmu," balas Sultan melarikan diri dari hadapan Ratu. ~~~ Start : 1...