Kehancuran Sang Ratu

63 18 0
                                    

Video klarifikasi yang Sultan buat merajai trending topik no 2 di kanal channel YouTube. Berulang-ulang, video tersebut muncul di berita infotainment pagi, siang, bahkan malam. Setidaknya, melihat keberhasilannya membantu sang teman membuat Basri dan Riko bersorak gembira. Sementara Sultan tidak henti-hentinya memanjatkan puji syukur pada Yang Maha Kuasa.

Tepuk tangan dan pelukan hangat mereka lemparkan satu sama lain. "Lo pantas untuk mendapatkan nama baik lo lagi, Tan," ucap Basri menepuk punggung Sultan.

Setitik tangis mengharu biru ketiganya. "Alhamdulillah. Terima kasih semuanya, semoga Allah memberikan kebaikan atas dukungan kalian."

"Aamiin," kompak ketiganya mengamini.

Di tengah kebahagiaan yang menyelimuti ketiganya. Lain yang dirasakan Salman dan segenap jajarannya di kantor usai mendapat berita klarifikasi yang dilakukan Sultan pada sebuah channel YouTube.

Salman menggebrak meja keras-keras meluapkan emosi. "Bisa-bisanya dia menghancurkan semua rencana yang telah aku susun! Seharusnya dia berterima kasih, jika saja Ratu tidak kusuruh untuk mengakuinya sebagai pacarnya dia tidak mungkin dikenal banyak orang! Sial!"

Tatapan penuh amarah itu menoleh ke sisi sang asisten pribadi. "Panggil Ratu dan Prabu sekarang!"

"Baik, Pak," patuh sang asisten pribadi.

🍁🍁🍁

"... saya tidak pernah memiliki hubungan dengan Ratu Berliana seperti yang sempat santer diberitakan oleh media masa. Dan keberadaan saya di rumah Ratu, saya memang tinggal di sana, tapi karena Ibu saya bekerja di rumahnya. Namun sekarang saya sudah pindah ke kos-kosan. Jadi di sini saya tegaskan, saya hanya menganggap Ratu sebagai majikan saya, karena dulu sebelum pindah pun saya juga bekerja di sana. Saya harap, stigma-stigma buruk masyarakat tentang saya akan memudar dengan adanya video klarifikasi ini. Sekian dan terima kasih. Wassalamualaikum."

Bu Ana mematikan saluran televisi yang menayangkan berita klarifikasi putranya itu. Kakinya cepat-cepat melangkah menuju kamar Ratu. Ya, gadis mungil itu masih terlelap tidur seusai malam tadi pulang dengan keadaan mabuk diantar Kristal.

Dengan hati-hati, Bu Ana membuka pintu dan tampaklah ruangan yang begitu berantakan juga aroma alkohol yang masih kental. Yang bikin geleng-geleng kepala, botol bir yang sejak semalam dibawanya masih tergeletak di sampingnya.

"Non. Non Ratu," panggil Bu Ana lirih. Namun, nampaknya Ratu telah menjadi putri tidur, matanya telah tertutup rapat oleh rasa kantuk.

Tetapi, hari ini adalah hari sibuknya menjalani syuting iklan dan belajar untuk ujian-ujian yang akan segera dimulai pekan depan. Ditambah, pikiran majikan mudanya itu akan direcoki berita klarifikasi putranya.

"Kasihan, Non Ratu. Dia harus berjuang di kerasnya kehidupan sendirian, bahkan kedua orang tuanya hanya bisa berfoya-foya menikmati jerih payah putrinya tanpa memikirkan apa dan bagaimana kedepannya," ujar Bu Ana mengelus pucuk kepala Ratu.

Tidak lama setelahnya, Ratu membuka mata. Kepalanya begitu pening untuk diajak bersandar. "Bu Ana?" tanyanya memijit pelipisnya.

"Ibu ambilkan air putih ya, Non?"

Ketika Bu Ana hendak beranjak, tangan Ratu menahannya. "Bu, semalam Ratu mabuk ya?" Bu Ana mengangguk.

Ratu berdecak sebal pada dirinya sendiri. "Ish! Seharusnya lo nggak nurutin ajakkan Kristal! Dasar Ratu!" geramnya.

"Sudahlah, Non. Nasi sudah menjadi bubur. Semoga ini untuk yang terakhir kali ya," ujar Bu Ana penuh lemah lembut.

Ratu mengangkat tangannya. "Ratu janji. Ini terakhir kali Ratu ke bar!" pekiknya.

Ratu & Sultan [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang