Berbanding Terbalik

56 17 0
                                    

Dua insan berjalan bersamaan dan di jalan yang sama. Namun, mereka harus memilih jalan mereka masing-masing sekedar membuat tujuan mereka yang tak dapat menyatu. Satu menuju kenikmatan dunia, dan satunya lagi menuju kebaikan akhirat yang kekal.

Hari demi hari berlalu dengan suasana yang tampak biasa, walau sebenarnya mereka sedang tidak baik-baik saja. Ada kerinduan kecil yang terselip dan agaknya tak mampu tersampaikan. Hanya dengan doa dan pinta yang mereka punya untuk menutupi kerinduan yang ada.

Nama Ratu telah kembali bersih dan makin bersinar dalam sekejap. Pengukuhan hubungan Ratu dan Prabu di depan kamera berlanjut di dunia nyata. Setelah lulus dari SMA Bumi Sanjaya, pertunangan keduanya tampak menjadi buah bibir di media massa dan sosial. Sorak-sorai kebahagiaan tampaklah sudah dari kubu penggemar Ratu dan Prabu atas cincin yang mengikat cinta semu keduanya.

Jika ditanya hati Ratu untuk siapa? Apakah sudah berpaling? Tentu saja tidak. Setiap hari, hatinya dengan sabar menumbuhkan cintanya pada Sultan, meskipun dia anggap hal itu salah, tapi ingat, sebelum janur kuning melengkung, dia bukan milik siapa-siapa. Bahkan, diary Sultan yang masih menyisakan halaman kosong itu dia isi dengan curhatan hatinya sembari berharap, suatu hari nanti, Sultan diberi kesempatan untuk membacanya.

Ratu menutup diary Sultan. Bukan, diary itu bukan lagi kepunyaan Sultan saja, melainkan Ratu juga Sultan. Senyum merekah manis di bibirnya, dia sudah berusaha untuk melupakan apa yang telah dia perjuangkan beberapa bulan yang lalu, langkah kakinya telah bangkit untuk mengejar semua mimpi-mimpinya.

"Ratu."

Ratu menoleh sekilas dan langsung menyembunyikan diary-nya ke dalam tas yang berada di pangkuannya.

Prabu duduk di samping Ratu. "Lo lagi ngapain?"

Ratu menggeleng. "Nggak ngapa-ngapain kok." Prabu manggut-manggut saja berusaha percaya.

Di tengah waktu menunggu break syuting, akhir-akhir ini mereka berdua kerap menghabiskan waktu bersama, entah ngobrol tentang apa yang akan mereka lakukan, bermain game online bersama, atau live streaming di Instagram mereka, setidaknya hal itu bisa menghibur para penggemar keduanya.

Setelah Sultan memilih pergi dari kehidupan percintaan Ratu. Dan Ratu memilih untuk mengakhiri perjuangannya mendapatkan cinta Sultan, Ratu mencoba membuka hati untuk Prabu. Agaknya hatinya mulai luluh, tapi jujur, hatinya belum sepenuhnya berpaling dari seorang Sultan. Cinta pertama dalam pandangan pertama.

"O iya, habis ini, gimana kalau kita jalan-jalan," tawar Prabu.

"Ke?" tanya Ratu menyibukkan tangannya dengan ponsel.

"Mall atau kemana kek."

"Boleh," singkat Ratu yang dibalas anggukan santai oleh Prabu.

Merasa dirinya diacuhkan oleh Ratu karena sibuknya berkomunikasi dengan ponsel, Prabu dibuat rada kesal. Dan karena kekesalan itu, Prabu merebut paksa ponsel Ratu. Spontan, Ratu ingin merebut, namun segera Prabu sembunyikan di balik jaketnya.

"Prabu, balikin ponsel gue!" tukas Ratu tak terima.

"Enggak! Dari tadi lo sibuk mulu sama ponsel lo, gue kesel jadinya," jawab Prabu seadanya.

"Ya kan tadi gue juga jawab semua ucapan lo. Ooo ... ceritanya lo cemburu gitu sama ponsel gue?" tanya Ratu setengah bercanda.

Prabu dibuat mematung. "C-cemburu? Sama ponsel lo?" Prabu mengembalikan ponsel ber-casing ungu itu ke tangan pemiliknya. "Nih, gue balikin."

"Kirain lo cemburu sama ponsel gue," ungkap Ratu tertawa kecil.

"Ya kali," elak Prabu.

🍁🍁🍁

Berbanding terbalik dengan kisah hidup Ratu pasca lulus SMA maupun lulus dari ujian yang harus dia lakukan untuk mendapatkan cinta Sultan. Kini, ada hal yang harus diketahui, Sultan benar-benar dalam masa mode berjuang untuk masa depannya yang lebih baik usai kelulusannya dari universitas.

Di semester-semester terakhir, dia harus berjibaku dengan detak sang waktu untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Sekedar untuk membiayai kebutuhan kampus dan membayar kos-kosan. Berkat bantuan Basri yang menawarkan lowongan pekerjaan, akhirnya Sultan diterima menjadi supir taksi online meski hanya part time saja. Tapi tidak mengapa, asal rupiahnya halal dan baik.

Pekerjaan yang dia geluti itu pun rupanya masih berlanjut hingga dia lulus kuliah. Karena untuk mencari pekerjaan di kota besar, sungguhlah tidak gampang, dia masih ingin menikmati karier sederhananya itu.

"Hati-hati di jalan, Bro! Semoga dapat penumpang banyak ya!" seru Basri menepuk pundak Sultan.

"Aamiin. Udah gih, sana ke kampus," tukas Sultan mendorong tubuh Basri ke depan pintu.

"Iya-iya."

Tinggal Basri yang kini menjadi teman seperjuangan juga temannya di kos-kosan. Riko sudah balik ke kampung halamannya di Cianjur usai lulus kuliah berbarengan dengan Sultan. Sedang Basri? Dia masih menjadi mahasiswa semester akhir yang dihentikan langkahnya oleh skripsi. Setidaknya, dengan langkah baru dan semangat baru dari Sultan, Basri ingin bangkit dari keterpurukannya itu lalu memburu ketertinggalan.

Sultan beranjak masuk ke dalam kos-kosan dan mengambil ponselnya. Kini rindu seorang anak pada ibunya kembali tumbuh usai beberapa hari ini tidak bertemu karena kesibukannya pagi, siang dan malam tarik stir untuk membayar uang bulanan kos.

Belum juga Sultan menelpon sang ibu, sebuah panggilan telepon dari nomor tidak dikenal menyambangi.

Sultan mengangkat segera.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu."

"..."

"Saya akan kembali. Tapi tidak dalam waktu dekat ini." Sultan menyimak baik-baik ucapan yang diucapkan orang di dalam telepon.

"..."

"Tapi ... bagaimana dengan Ibu saya? Saya tidak mungkin meninggalkan Ibu saya untuk kedua kalinya! Sudah cukup orang itu memisahkan saya dengan Ibu saya!" tegas Sultan.

"..."

"Baiklah. Saya turuti kemauannya. Saya akan datang segera."

🍁🍁🍁

Ratu & Sultan [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang