Mata Ratu membulat sempurna seketika itu juga. Laki-laki yang selama ini pergi dalam waktu yang menurutnya begitu lama itu ada di depannya, persis di depan matanya. Tangis bahagia mulai menyeruak hebat."Kenapa kamu menangis?" tanya Sultan mengalihkan pandangannya dari Ratu.
Ratu mencoba mengatur tangisnya. "Sultan. Apa ini benar-benar lo? Gue nggak lagi mimpi kan?"
Sultan mengangguk. "Tentu saja ini saya," ucapnya se-centi pun enggan memandang Ratu. Tidak masalah, Ratu sudah paham gelagat itu.
Senyuman hangat nan singkat menyambut satu sama lain di sebuah pertemuan tidak terduga. Setelah Ratu dikecewakan oleh keadaan yang memberinya harapan palsu tentang keberadaan Sultan. Dengan tidak sengaja, Ratu yang tengah berlarian mengindari kejaran Prabu, laki-laki yang baru saja mengkhianatinya dengan bercumbu mesra bersama perempuan lain di depan matanya sendiri. Hingga tidak sengaja, pelariannya itu membawa dia pada seseorang yang begitu dirindukan kehadirannya.
"Kalau begitu. Saya permisi. Assalamualaikum."
Berselang satu langkah Sultan pergi dari hadapan Ratu, Prabu datang. Yang pasti tatapannya langsung tertuju pada laki-laki berjas putih yang tengah berada tak jauh dari Ratu. Dia yang dilanda kecemburuan pada kehadiran sosok di masa lalu Ratu itu tidak ambil peduli. Sebuah pukulan tiba-tiba menyasar wajah Sultan hingga membuatnya tersungkur.
"Prabu!" jerit Ratu spontan ingin membantu Sultan berdiri, namun dengan tegas Sultan menolaknya melalui isyarat tangan.
"Rasain lo! Itu akibatnya bila lo berani-beraninya deketin cewek gue!" gertak Prabu menarik tangan Ratu.
Namun. Ratu tidak akan membiarkan begitu saja tangannya disentuh oleh laki-laki pengkhianatan macam Prabu itu. Dengan keras, Ratu menghempaskan tangannya dari Prabu. Tatapan sengit dia layangkan. Cincin yang mengikat hubungan mereka di depan layar publik Ratu lepas paksa dan diberikan kepada Prabu.
"Kita selesai!" tegas Ratu.
Kemarahan makin merajalela di kepala Prabu. Dia tidak terima begitu saja keputusan Ratu itu. "Pakai! Pakai lagi cincin itu!" suruh Prabu menarik tangan Ratu secara paksa. Ratu berusaha mengelak dari tangannya, naas, Prabu yang terus memaksa cincin itu melingkar kembali di jari manisnya tak acap kali membuat Ratu meringis kesakitan.
Melihat kondisi Ratu itu, Sultan bangkit dan menjauhkan tangan Prabu dari Ratu. Sontak, hal itu tak ayal menjadikan modal kuat untuk Prabu sekali lagi menghantamkan tangannya ke wajah Sultan. Tapi kali ini, Sultan berhasil menghindar.
"Sial!" pekik Prabu. Untuk kesekian kali, dia mencoba memberikan perlawanan terhadap serangan yang Sultan layangkan. Begitu pula Sultan, dia terus berusaha menangkis segala bentuk serangan Prabu yang tiada putus-putus.
Ratu tidak bisa berbuat banyak dan hanya mampu berteriak meminta keduanya menghentikan serangan. Pada kesempatan kala Sultan mulai tidak kuasa menahan serangan Prabu, dia memeluk erat kaki kanan Prabu agar menghentikan serangannya pada Sultan yang sudah kehilangan kesadaran.
"Gue mohon, hentikan Prabu, hentikan semua ini, hiks hiks hiks ... oke. Kalau lo minta gue pakai cincin ini, gue bakalan lakuin, tapi jangan apa-apain Sultan, gue mohon." Dengan cekatan Ratu memakai kembali cincin pertunangannya dengan Prabu. "Udah, gue udah pakai. Lo liat sendiri kan?" tanya Ratu. Diseka air mata yang sejak tadi mengalir lembut.
Prabu merendahkan tubuhnya sejajar dengan Ratu. "Bagus! Sekarang lo pulang ikut gue!" Ratu mengangguk tanpa penolakan sedikitpun.
Keduanya pergi meninggalkan Sultan yang masih belum sadarkan diri. Sebenarnya Ratu tidak kuasa untuk terus berjalan lagi mengikuti kemana arah Prabu pergi, dia ingin menemani Sultan dalam keadaannya yang entah bagaimana. Tapi dia bisa apa? Semakin dia mendekat, maka tangan iblis Prabu akan menjauhkannya dari Sultan, bukan hanya sekedar jarak saja, namun juga dimensi yang berbeda.
Kenapa di saat gue masih mau bertahan sama cowok yang bisanya cuma nyakitin hati gue! Rat! Lo benar-benar nggak waras! Hentikan semua ini, Rat! Pergi dari Prabu dan kembali ke Sultan! Batinnya terus meraung-raung meminta, namun dia tiada bisa menuruti keinginannya sendiri.
🍁🍁🍁
"Rat, lo kenapa sih murung mulu? Ada masalah lagi sama Prabu?" tanya Kristal yang malam ini menginap di rumahnya secara tiba-tiba entah ada motif apa.
Ratu masih tidak menyahut.
"Kalau lo diem, berarti iya! Dasar Prabu otaknya gesrek! Nggak ada capek-capeknya ya tuh cowok bikin ribut mulu!" kesal Kristal bangkit dari tepi kasur.
"Udah-udah, jangan salahin tuh cowok. Gue aja yang bego banget masih mau sama dia," lirih Ratu menjatuhkan punggung ke tempat tidur.
Kristal ikut menghempaskan tubuhnya ke kasur sembari memandang langit-langit kamar. "Iya, lo itu cewek paling bego yang pernah gue kenal. Dulu, dengan pedenya lo ngejar-ngejar di Sultan itu tanpa malu, sekarang tanpa rasa kasian sama diri lo sendiri, lo korbanin kebahagiaan lo cuman buat bahagiain para penggemar lo sama Prabu."
"Rat. Setiap manusia punya jatah bahagianya sendiri-sendiri. Jadi lo berhak mendapatkan bahagia lo itu," ucap Kristal menggebu-gebu.
Dengan malas Ratu menegakkan punggung. "Lo emang benar! Tapi bagaimana gue lepas dari Prabu, sementara Prabu selalu ngancam gue kalau enggak ini itu! Gue bisa apa ngadepin cowok yang sukanya main tangan kayak dia! Apalagi ...." Ucapannya tertahan tangis yang mulai tercipta.
"Apalagi apa, Rat?" tanya Kristal penasaran.
"Apalagi di depan mata gue, berani-beraninya dia selingkuhin gue hiks hiks hiks ...." Sontak saja, Kristal yang tidak terima akan perlakuan Prabu terhadap sahabat tercintanya itu angkat bicara begitu lantang mengibarkan bendera perang.
"Tuh cowok ya! Awas aja, gue nggak akan biarin dia hidup tenang! Pokoknya serahin semuanya ke gue, Rat. Gue nggak akan biarin temen gue diginiin!" tukas Kristal dengan kebencian yang mendalam.
Kristal menyeka air mata Ratu. "Udah, gue nggak mau lo nangisin cowok nggak punya hati kayak dia! Sekarang, cari kebahagiaan lo itu. Gue bakalan dukung seratus persen!" ucapnya mencoba mengukuhkan Ratu.
Dengan lemah, Ratu mengangguk.
🍁🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu & Sultan [Selesai]✓
Teen Fiction[Romance-Religi] "Sultan, Ratu cantik nggak kalau pakai jilbab gini?" tanya Ratu antusias. "Cantik. Tapi hijab tidak dipergunakan untuk mempercantik diri, melainkan menutupi kecantikanmu," balas Sultan melarikan diri dari hadapan Ratu. ~~~ Start : 1...