Berita penusukan dan pernikahan mendadak yang terjadi kini tengah menjadi pembicaraan hangat di setiap media massa dan media elektronik. Berbagai spekulasi juga bermunculan dari berbagai sudut setiap orang yang mendengarnya.
Lain itu semua. Kini, Sultan masih sibuk dengan suara merdunya dalam melantunkan ayat-ayat Allah untuk diperdengarkan kepada sang istri. Itulah yang dia lakukan setiap pagi dan sore hari. Tiada putus-putus doanya untuk kesembuhan sang istri yang luput dalam shalatnya. Karena tidak ada satu pun yang mampu memberikan pertolongan tanpa seizin Allah Ta'ala semata.
Sultan selalu ingat sebuah pesan yang Rasullullah Shalallahu alaihi wasallam sampaikan pada Abdullah bin Abbas sewaktu ia masih kec6dan sering ikut berpergian bersama beliau.
"Hai nak, jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya Allah akan kamu dapati Dia mendekat ke arahmu. Kenalilah Allah pada saat senang, niscaya Dia akan mengenalimu pada saat susah. Apabila kamu memohon, mohonlah kepada Allah. Apabila kamu butuh pertolongan, juga mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, sekalipun seandainya seluruh umat ini sepakat untuk memberimu suatu kemanfaatan, niscaya mereka tidak akan sanggup melakukannya kecuali apa yang telah ditentukan oleh Allah untukmu. Dan seandainya mereka semua sepakat untuk menimpakan mudharat kepadamu, niscaya mereka tidak sanggup melakukannya kecuali yang telah ditentukan oleh Allah akan menimpamu." (HR. Bukhari)
Sultan menutup muhsyaf Al-Qur'an dan meletakkannya di atas nakas samping brankar. Disibakkannya tirai yang menutupi jendela agar matahari yang mulai menghangat itu juga menghangatkan tubuh istrinya yang masih bertahan dalam persaingan hidup dan mati.
Kaki Sultan berhenti berputar menuju istrinya kembali. Tatapannya terukir begitu dalam dengan apa yang telah menimpa istri tercintanya. Dia tidak pernah menyangka, hari-hari penuh bahagia harus dia isi sendiri tanpa sosok yang selama ini dia damba untuk bersama.
Satu titik air mata meluncur di pipinya. Hanya Allah yang menjadi penguat hatinya tatkala melihat keadaan sang istri.
Sultan kembali berada di sisi sang istri dan mengusap wajahnya. "Sebenarnya, detik ini aku harus berada di Amerika, menemui Ayah dan mengenalkanmu padanya. Tapi tidak mengapa, cepatlah sembuh, Ratu. Semoga Allah masih memberikan umur bagi Ayah untuk melihatmu, pun juga dirimu, semoga kesembuhan cepat Dia hadirkan padamu. Aamiin."
Sultan beranjak dari kursi dan mengambil mangkok plastik yang telah terisi air hangat dan tak lupa sebuah handuk kecil. Pelan-pelan, dia mengusapkan handuk kecil yang telah dibasahi dengan air hangat itu, namun sebelumnya dia memerasnya terlebih dahulu. Dengan telaten, Sultan membersihkan wajah dan tangan sang istri. Itulah yang dia lakukan setiap paginya, hingga hari ke tiga istrinya koma.
"Semoga Allah selalu menjagamu. Aamin."
🍁🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu & Sultan [Selesai]✓
Fiksi Remaja[Romance-Religi] "Sultan, Ratu cantik nggak kalau pakai jilbab gini?" tanya Ratu antusias. "Cantik. Tapi hijab tidak dipergunakan untuk mempercantik diri, melainkan menutupi kecantikanmu," balas Sultan melarikan diri dari hadapan Ratu. ~~~ Start : 1...