Diary Sultan

56 18 0
                                    

Sultan menarik diri dari hadapan ibunya usai menyampaikan pesan bahwa dia tidak akan tinggal lagi di rumah Ratu. Hingga kelulusannya nanti, Sultan akan menghabiskan waktunya tinggal di kos dan mencari pekerjaan. Dan sebagai seorang ibu, Bu Ana hanya mampu memberikan doa atas segala keputusan yang putranya buat.

Dan satu lagi. Sultan pun telah menceritakan percakapannya dengan Ratu soal ta'aruf. Bu Ana begitu mengerti putranya itu, dia tidak mungkin mengambil langkah yang salah dalam memutuskan suatu hal, terutama soal percintaan.

"Jika kamu tidak bisa main-main kemari, in Syaa Allah, Ibu yang akan sering-sering mampir ke kos-kosanmu," ujar Bu Ana menepuk pundak datar putranya.

"Sultan tunggu kunjungan Ibu. Kalau begitu, Sultan pamit ya, Bu. Assalamualaikum." Sultan mengecup punggung tangan ibunya dan mengulum senyum tipis.

"Waalaikumussallam."

Sultan menarik tasnya ke punggung. Berat rasanya harus jauh untuk kedua kali dari sang ibu, tapi tidak apa, sejauh apapun jarak yang memisahkan ibu dan anak tidak akan pernah terasa.

Untuk terakhir kalinya, Sultan memalingkan wajahnya ke belakang dan memberikan senyum sumringah pada sang ibu. Bu Ana membalas dengan hal yang sama juga lambaian tangan.

Di tengah perpisahan singkat seorang ibu dan anak itu, seorang gadis juga menyaksikannya dengan sendu, seolah kerinduannya pada sang mama kembali hadir. Ratu menyingkap kembali gorden yang semula dia buka setengah. Air mata yang sejak tadi menemani jalannya kepergian Sultan dia seka segera.

"Sekarang waktunya buat gue move on dari Sultan! Ya! Lo pasti bisa, Rat! Lo pasti bisa!" sorak Ratu menggebu-gebu.

Ratu keluar dari area ruang tengah dan menuju dapur untuk mengambil segelas air, tenggorokannya begitu kering setelah menangis sejadi-jadinya melepas tanpa ikhlas perginya seorang yang beberapa waktu ini dia perjuangkan. Namun, bukannya semakin lupa, meja makan itu mengingatkan dia pada Sultan yang setiap minum air putih selalu duduk di salah satu kursi dan meneguknya perlahan.

Dia pun beranjak dari dapur, naas, kepalanya tidak dapat diajak berkompromi dan akhirnya mengajak kakinya melangkah ke depan pintu kamar Sultan. Ratu menghempas napas panjang dan memegang kenop pintu. Perlahan, diputar knop pintu dan tampaklah ruangan sederhana itu, ada satu dipan minimalis, meja kecil di samping tempat tidur dan satu sheet tempat tidur dengan sprei coklat yang sebelumnya telah dirapikan oleh Sultan.

Tangan Ratu mengalir menyusuri setiap sudut kamar yang sempat ditempati Sultan. Dibukalah dipan kayu di hadapannya. Kosong. Ratu menutup kembali pintu dipan itu dan duduk di tepi tempat tidur.

"Apakah semuanya sudah selesai?" tanya Ratu tidak bersemangat. Hatinya porak-poranda diterjang ketidakyakinan akan satu hal, apa dia mampu melupakan sosok seorang Sultan? Ah, entahlah, mari kita cari tahu nanti.

Dengan kasar, dijatuhkan tubuhnya ke atas kasur dan matanya terpejam sesaat, menikmati aroma kenangan yang pernah tercipta antara dirinya dan Sultan. Seperti ketika pertemuan singkat mereka yang hadir di bus tanpa sengaja, cinta pada pandangan pertama yang Ratu rasakan ketika melihat sosok Sultan yang tampan fisik juga hatinya, kenyataan bahwa Sultan adalah anak dari Bu Ana dan tinggal serumah dengannya, ceramah-ceramah Sultan yang tiap pagi merecokinya, risoles kesukaannya, dan masih banyak lagi.

"Denger ya, berhenti menceramahi gue! Gue nggak suka!"

"Semoga, suatu saat nanti, hal yang tidak Ratu sukai ini akan menjadi hal yang selalu Ratu rindukan."

Satu percakapan itu masih terekam jelas di pikiran Ratu. Dan kini, hal itu terjadi.

"Gue rindu sama ceramah-ceramah lo, Tan. Gue rindu ketika lo membuat otak gue nggak bisa nemuin jawaban atas ucapan-ucapan menohok lo. Gue rindu cara lo berbicara, berjalan, dan semuanya. Gue rindu lo, Tan." Air mata kembali mengalir dan membuat sungai kecil di pipinya. "Tan! Kenapa semuanya jadi kek gini? Kenapa ... hiks ... kenapa di saat lo mulai membuka pintu buat gue, gue malah ragu sama lo? Apa memang Ratu bukan untuk Sultan? Hiks hiks hiks hiks ...."

Ratu & Sultan [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang