Ratu Untuk Sultan

202 19 4
                                    

Aku tidak tahu apa itu benar

Aku tidak tahu apa itu salah

Yang aku tahu, kamu adalah salah dan aku akan membenarkanmu. Bila aku salah, kamu yang akan membenarkannya.

Saling melengkapi untuk sebuah keutuhan cinta yang terjalin atas nama Allah.

Saling mengisi satu sama lain untuk kemenangan cinta yang terjadi atas nama Allah.

Kamu tidak sempurna, aku pula, masih banyak kurangnya. Tapi kita sama-sama mencoba untuk pelan-pelan dan bertahap memperbaiki ketidaksempurnaan itu. Dengan harap, Allah akan memberikan tempat untuk kita berdua di surga-Nya dengan segala kenikmatan yang tiada duanya di dunia.

Bersamaku, dan bersamamu pula. Mari kita melangkah sama-sama meraih Jannah-Nya.

Tertanda

SULTAN ALAM NADIR

"Rupanya disini?"

Sultan memutar tubuhnya dan menyambut sang istri tercinta.

"Nulis buku harian lagi?" tanya Ratu melirik buku harian yang ada di tangan Sultan.

Sultan menggeleng lalu memberikan sepucuk kertas yang telah dia isi dengan kata-kata yang syahdu dibaca oleh seorang Ratu.

Ratu menunjuk dirinya sendiri sebagai isyarat apakah Sultan memberikan surat itu untuknya. "Buat apa pakai surat-suratan segala sih? Kan Ratu nggak jauh dari Sultan?"

"Kita tidak pernah tahu takdir mana yang dapat menyatukan dan menjauhkan kita. Aku hampir kehilanganmu untuk selama-lamanya dalam waktu yang menyiksa. Jikalau Allah tidak pernah berkehendak untuk mengembalikanmu lagi padaku waktu itu, aku benar-benar tidak pernah tahu, apakah aku masih mampu bertahan hidup sampai sekarang. Terima kasih telah kembali untukku, Ratuku."

Dua bola mata Ratu dibuat berkaca-kaca tidak tahan akan kata-kata yang menurutnya begitu manis dari sang suami. Disela air mata yang tertahan di ekor mata. "Ihhh ... Sultan jangan buat Ratu nangis deh." Ratu mencoba mengatur tangisnya dan tersenyum lebar. "Sultan harus ingat kata-kata Ratu. Ratu akan selalu ada untuk Sultan."

Ratu yang mulai pecah tak mampu membendung air matanya pun menyandarkan kepalanya di dada bidang Sultan.

🍁🍁🍁

Janji tetaplah janji yang harus ditepati. Bersama kebahagiaan yang sudah lengkap. Sultan mengajak Ratu untuk menemui ibu dan adik tirinya di Amerika. Dan yang tak kalah penting adalah, membawa Ratu bertemu ayahnya, meski yang harus mereka temui hanyalah makam sang ayah. Tidak mengapa, setidaknya, Sultan sudah mampu memenuhi permintaan sang ayah.

Sultan dan Ratu melangkah bersama menikmati aroma Amerika di Bandar Udara Internasional John F. Kennedy sambil menunggu kedatangan Adam yang sempat mengabari keterlambatannya untuk menjemput.

"O iya. Kita nggak salah nih ajak Kristal kemari? Memangnya buat apa?" tanya Ratu.

"Kristal masih sendiri, dan adikku juga masih sendiri," balas Sultan memberi teka-teki.

"Maksudnya?" Ratu tidak paham.

"Kalau bahasa gaulmu, jomblo sama jomblowati kalau dipertemukan jadinya?"

Kedua alis Ratu terangkat. "Ratu masih nggak paham."

Adam yang datang dengan langkah tergesa-gesa pun menghentikan percakapan keduanya. "Assalamualaikum."

Sultan menarik tubuh adiknya sembari menjawab salam. "Bagaimana kabarmu?"

Keduanya saling melepas pelukan. "Alhamdulillah, Adam baik-baik saja, Kak."

"O iya. Perkenalkan, dia kakak iparmu. Ratu," jelas Sultan. Ketika Adam ingin mengulurkan tangannya, Ratu membalas dengan mengatupkan kedua tangan saja.

Adam melirik-lirik belakang keduanya seperti tengah mencari sesuatu.

"Dimana dia?" tanya Adam membuat keduanya terperanjat sambil bertanya-tanya pula. Dia siapa yang Adam maksud?

"Dia siapa?" Balik Sultan bertanya.

"Itu ...." Adam malu mengungkapkannya. "Katanya ... emmm ...."

Kedatangan Kristal yang sibuk mengomeli Sultan dan Ratu yang sembarangan meninggalkan dia pun menyekat pembicaraan mereka bertiga.

Semua orang lekas menjadikan Kristal sebagai pusat perhatian, apalagi Adam yang melihat perempuan berjilbab hijau army itu. Kristal hanya menyunggingkan senyum sumringah, begitu pula dengan Adam. Entahlah, ada sinyal jodoh yang rupanya akan terjalin di antara mereka.

Melihat hal itu. Buru-buru, Sultan menutup mata Adam, dan Ratu menutup mata Kristal untuk menghindari zina mata.

"Dan Janganlah Kalian Mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk," pekik Sultan dan Ratu serempak.

🍁🍁🍁

Alhamdulillah. Segala puji hanya kepada Allah Ta'ala yang telah memberikan waktu dan kesempatan bagi saya untuk menyelesaikan satu cerita ini hingga lengkap sudah rasanya. Terima kasih untuk semua pembaca, entah itu aktif ataupun yang tidak. Pun tanpa kalian, cerita ini tidak akan berjalan. Terima kasih untuk semuanya.

🙏🙏🙏

Ratu & Sultan [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang