Awal Dugaan

3.6K 190 17
                                    

Seorang gadis memasuki kelasnya dengan langkah gontai, sungguh matanya masih ingin sekali untuk tertutup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis memasuki kelasnya dengan langkah gontai, sungguh matanya masih ingin sekali untuk tertutup.

Bagaimana bisa kakaknya membangunkannya sepagi ini. 'Dasar buaya prematur'. Itulah sebutan untuk kakaknya yang terkenal playboy di sekolahnya.

Saat memasuki kelas yang terlihat sepi, Sia mendapati seseorang yang selama ini selalu menjadi semangat di awal paginya.

Lagi-lagi laki-laki itu tertidur di kelas. Entah apa yang menjadi penyebab laki-laki ini selalu tertidur di mana pun dan kapan pun.

Regantara Cortez, mantan pacar Nastasia D. Aldebarack. Mereka sudah putus sejak satu tahun yang lalu. Regan yang memutuskannya tanpa alasan yang jelas. Entahlah ... walaupun sudah disakiti berkali-kali, Sia tetap menyayangi laki-laki yang sedang tertidur itu. Bahkan saat mereka menjalin hubungan dulu, Regan seperti tidak memiliki perasaan terhadapnya. Namun, Sia tetap optimis, bahwa Regan memang menyayanginya.

Regan memiliki sifat yang dingin dan tidak peduli terhadap lingkungan. Tidur adalah hobinya. Tetapi, ada yang aneh dengan otaknya, walaupun dia selalu tertidur di mana pun dan kapan pun, dia selalu bisa memahami semua pelajaran. Bahkan dia sering mengikuti berbagai jenis olimpiade. Ah, lupakan. Sia tidak ingin mendefinisikan pemuda itu lagi.

Sia tersenyum saat melihat wajah tenang Regan. Sungguh manis, menurutnya. Jika boleh, ingin sekali dia mengusap kepala pemuda itu.

Regan menggeliat dari tidurnya. Sontak Sia membulatkan mata dan berjongkok, guna menyembunyikan dirinya. Takut-takut jika Regan menangkap basah dirinya yanh sedang diam-diam memperhatikan pemuda itu.

Sia merutuki kebodohannya, untuk apa dia bersembunyi ? Ini kelasnya bukan? Lantas, untuk apa dia bersembunyi?

Spontan gadis itu menegakkan tubuhnya. Mendapati Regan yang sudah terbangun, menatapnya penuh intimidasi. Sedangkan, Sia tersenyum kuda seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ngapain?" tanya Regan yang senantiasa menampakkan raut wajah dingin.

"Hah?" kaget Sia.

"Itu tadi gue ... gue...." Sia terus berusaha mencari alasan.

Regan menaikkan sebelah alisnya merasa curiga.

"Gue-gue abis nyari pulpen," alibi Sia.

"Tadi pulpen gue jatuh," lanjutnya yang dibalas anggukan singkat oleh Regan.

Mengabaikan Sia, Regan kembali meletakkan kepalanya di atas meja dan kembali memejamkan matanya.

Sia menghela nafas lega, untung saja Regan tidak mencurigainya.

Sia kembali melangkahkan kakinya ke bangkunya. Tempat duduk Sia hanya berselisih dua bangku dengan Regan.

Sia terus memandangi Regan dari kejauhan, senyum selalu terbit di wajahnya ketika melihat Regan.

GLANCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang