Sepatu

1.8K 145 15
                                    

Perlahan Sia memutar tubuhnya ke arah rumahnya, seketika nafas Sia tertahan saat melihat seseorang yang sedari tadi ia hindari sedang bertengger manis di atas motornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlahan Sia memutar tubuhnya ke arah rumahnya, seketika nafas Sia tertahan saat melihat seseorang yang sedari tadi ia hindari sedang bertengger manis di atas motornya.

'dia lagi?'

Sia menghela nafas gusar, dia bosan jika harus diawasi seperti ini.

Sia melangkahkan kakinya masuk ke dalam halaman rumahnya. Di sana bertengger manis motor sport hitam pekat dengan seseorang yang duduk di atasnya.

"Ngapain lo disini?" tanya Sia dengan nada tidak bersahabat.

"Sudah tugas saya, Nona," jawab seseorang itu.

Sia mendengus, dia sangat benci dengan panggilan itu.

"Berapa kali harus gue bilang kalo gue gak suka dipanggil nona," tegas Sia.

"Itu sudah kewajiban saya, Nona," jawabnya lagi.

"Berhenti ngomong formal kayak gitu, gue geli dengernya," geram Sia.

"Jangan bilang itu tanggung jawab ataupun kewajiban lagi, Bagas." Baru saja Bagas ingin membuka mulutnya namun terkatup kembali karena ucapan Sia.

Sia menghela nafas saat Bagas tidak beranjak dari tempatnya

"Ngapain masih di sini? Udah sana pergi!" titah Sia.

"Tidak bisa, Nona. Tuan sudah memerintah saya untuk menjaga, Nona, ini sudah kali keberapa tuan pindah rumah demi menghindari musuhnya," jelas Bagas.

Sia mengepalkan tangannya menahan amarah yang sudah berada di puncak, harus berapa kali Sia bilang  dia tidak suka dipanggil Nona dan berbicara menggunakan bahasa formal.

"Gue harus ngejelasin pakai bahasa apa lagi, sih, biar lo ngerti? Hah?!" teriak Sia yang mulai geram.

"Usia lo dan gue gak beda jauh, lo cuman dua tahun lebih tua dari gue, ngomong pakai bahasa biasa aja bisa gak, sih?!" kesal Sia.

Bagaskara Perwira, adalah pengawal pribadi yang dikirim ayah Sia untuk menjaganya dari serangan musuh. Karena pekerjaan ayah Sia yang cukup berbahaya, ayah Sia harus memberi penjagaan ekstra untuk Sia. Usia Bagas 18 tahun, dia sudah menduduki bangku perkuliahan. Dia agen yang dipilih Ayah Sia untuk menjaga Sia.

Sia melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah tanpa memperdulikan Bagas yang masih diam tak bergeming.

Setibanya di ambang pintu, Sia kembali menghentikan langkahnya dan memutar tubuhnya ke arah Bagas.

GLANCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang