Rahasia Raga

1.2K 118 41
                                    

JANGAN LUPA KLIK BINTANG YA BUND'S

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JANGAN LUPA KLIK BINTANG YA BUND'S...

NEW PART!!!

🌑🌑🌑🌑🌑🌑🌑🌑🌑

untuk kesekian kalinya, gadis itu kembali tersungkur saat sebuah pukulan keras mengenai tepat ke arah pelipis kirinya. Tubuhnya tersungkur jatuh ke arah dinginnya lantai cafe. Gigi gadis itu bergemelatuk saat dirinya terjatuh seperti ini, ia merasa dirinya begitu lemah dan tidak berguna.

Netranya beralih menatap berbagai macam benda yang berserakan di lantai akibat ulah para perusuh itu. Meneliti segala benda di sana, berusaha mencari benda yang tepat untuk ia gunakan sebagai senjatanya. Garpu yang di genggamannya sudah terpental entah kemana. Sepasang matanya menangkap nampan yang terbuat dari aluminium. Mendadak sebuah ide terlintas di otaknya.

Tangannya terulur mengambil nampan itu. Melalui ekor mata Sia bisa melihat seseorang yang hendak menyerangnya lagi. Namun, dengan cepat Sia memutar tubuhnya seraya mengayun nampan yang berada di tangannya ke arah seseorang yang hendak menyerangnya. Nampan itu telak mengenai wajah seseorang itu.

Sia kembali menegakan tubuhnya, bergerak maju, hendak mencari para perusuh lainnya. Dirinya merasa dendam karena merekalah alasan atas komanya Arsen.

Genggamannya pada nampan aluminium itu makin mengerat kala melihat salah satu perusuh itu mencekik salah satu bertander cafe. Dengan penuh emosi, Sia mengayunkan nampan itu ke arah pria perusuh itu.

Bugh...

Pria itu tersungkur, menyisakan bertander yang tengah megap-megap memegangi lehernya, berusaha menghirup oksigen sebanyak mungkin.

Netra Sia yang sedari tadi menatap garang pria yang tersungkur itu kini beralih menatap bertander yang tengah sibuk memengai leher serta dadanya.

"Telpon polisi, sekarang!" titahnya yang diangguki sang bertander.

Sia menghela nafas, kemudian menatap seluruh isi cafe yang sudah hancur berantakan. Bibirnya meringis kala melihat salah satu pengunjung wanita dijambak.

Apa-apaan ini? Mengapa orang-orang tidak bersalah malah jadi terkena imbasnya?

Gadis itu berdecak kemudian mengambil langkah seribu menghampiri perusuh yang sedang menjambak rambut seorang wanita.

"Brengsek!" teriak Sia seraya menendang punggung perusuh itu.

Ah, tidak sia-sia ternyata dirinya belajar bela diri.

Melalui sorot mata, Sia mengisyaratkan kepada wanita itu agar segera pergi dari tempat ini. Netranya beralih menatap pria yang sudah terjatuh di lantai akibat tendangannya.

GLANCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang