Regan terus berjalan menuju kantin, tetapi sebelum sampai di tujuannya, Regan sudah menemukan seseorang yang dia cari.
"Eh? Regan," sapa Emi.
Regan tersenyum tipis, namun sangat manis.
Emi mengernyit heran saat melihat perubahan raut wajah Regan.
"Ngapa lo senyum senyum?" tanya Emi heran.
"Gak boleh?" tanya Regan.
"Ya nggak, sih, cuman aneh aja."
"Aneh di mananya?"
"Ah, udahlah. Lupain," ujar Emi memberi jeda sejenak, "oh ya, lo mau ke kantin?"
"Nggak."
"Terus mau kemana? Ini, kan arah kantin."
"Siapa bilang arah kuburan," sahut Regan.
Regan merutuki mulutnya sendiri. Entah kalimat apa yang ia lontarkan barusan.
"Apaan sih? Receh banget humor lo," balas Emi dengan kekehan kecil.
"Kalo gak ke kantin terus lo mau kemana?"
"Ketemu penyemangat gue," ujar Regan enteng.
Emi mengernyit heran, dia tidak mengerti apa yang dimaksud Regan barusan.
"Ya udah, gue ke kelas duluan, ya?" pamit Emi yang dibalas anggukan singkat oleh Regan.
Regan menatap punggung Emi dengan senyum kecil yang terbit di wajahnya.
"she's mine," gumamnya.
🌑🌑🌑
Bel pulang telah berbunyi, seluruh siswa SMA Alaska berhamburan keluar sekolah.
"Si, lo pulang naik apa?" tanya Emi.
Sia mengedikkan bahu seraya merapihkan beberapa bukunya.
"Kak Arsen gak jemput?" tanya Emi lagi.
Lagi-lagi Sia hanya mengedikkan bahunya.
"Si, gue dari tadi nanya!" kesal Emi.
"Ih, apaan sih?! Sakit nih kuping gue," keluh Sia
"Lagian, dari tadi gue nanya lo diem aja," sahut Emi.
Sia menghela nafas pasrah. "Gue gak tau pulang naik apa, mungkin kak Arsen bakal jemput," jawab Sia.
"Mungkin?" tanyanya ada jeda, "kalo lo beneran gak dijemput gimana, Si?"
"Mending pulang bareng gue aja," tawar Emi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLANCE
General Fiction[SEBAGIAN CHAPTER DIPRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA.] Nastasia D. Aldebarack, seorang gadis biasa yang akan merasakan sakit bila dilukai. Mencintai seseorang yang bahkan mencintai sahabatnya sendiri. Mencoba menutupi kegundahan hatinya melalui sifa...