AGENØR

1.9K 151 11
                                    

JANGAN LUPA KLIK BINTANG SEBELUM BACA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JANGAN LUPA KLIK BINTANG SEBELUM BACA....

NEW PART!!!

🌑🌑🌑🌑🌑🌑🌑🌑🌑🌑

Sia hanya bisa terdiam menikmati rasa nyeri dan sesak di dadanya. Genangan pilu di kelopak matanya mulai penuh. Sia memalingkan wajahnya karena tidak kuat melihat adegan itu. Dalam sekali kedipan, air mata Sia jatuh membasahi pipinya. Dengan sigap Sia menghapus air matanya. Ini bukan tempat yang tepat untuk menangis.

Sia kembali menolehkan kepalanya ke arah jendela cafe, Sia tersenyum miris saat tidak melihat keberadaan Regan dan Emi di sana.

Sia beranjak dari duduknya dan membayar pesanan mereka.

🌑🌑🌑

Sia berada tepat di depan cafe, menunggu jalanan lenggang untuk menyebrang.

Sembari menunggu jalanan sedikit lenggang, otak Sia kembali memutar adegan yang menyiksa batinnya barusan. Jika memang benar Regan menyukai sahabatnya, Dengan senang hati Sia akan menyatukan mereka. Walaupun hatinya yang akan menjadi korban. Bukankah Sia sudah sering merasakan sakit seperti ini? jadi untuk apa dia bersedih? Seharusnya dia sudah bisa menerima dan terbiasa.

Tinnn....!

Sret...!

Bruk...!

Sia mematung di tempatnya saat merasakan seseorang memeluk bahunya dari belakang. Kejadiannya begitu cepat sehingga dia tidak menyadari bahwa sedari tadi dia melamun dan menyebrang dengan pikiran dan tatapan kosong.

Tapi ... siapa yang memeluknya sekaligus menyelamatkannya. Dia dapat merasakan nafas seseorang itu begitu tidak teratur, seakan ketakutan.

"Jangan kayak gini, Si ... please," gumam seseorang itu dengan suara yang amat pelan.

Sia mengerutkan kening saat mendengar gumaman seseorang itu. Dia tidak dapat mendengar dengan jelas tapi dia bisa mendengar seseorang itu menyebutkan namanya.

Tunggu...

Dia tau nama Sia?

Dengan Segera Sia menoleh tanpa melepaskan pelukan itu.
Sekujur tubuh Sia menegang saat melihat siapa yang menyelamatkannya.

"Raga?"

Merasa disebut namanya, Raga pun mengangkat kepala yang sedari tadi bersembunyi di ceruk leher Sia.

GLANCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang