Fadli?

1.3K 130 11
                                    

Helaan napas menggambarkan kepasrahan kembali terdengar dari mulutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Helaan napas menggambarkan kepasrahan kembali terdengar dari mulutnya. Kepalanya sibuk menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari keberadaan seseorang yang akan menjemputnya.

"Bagas lacknat! Lama banget, sih!" gerutu gadis itu.

Sia harus menunggu seorang diri disana. Emi dan Regan Sudah pulang terlebih dahulu meninggalkan Sia dengan goresan luka yang entah sampai kapan akan membekas.

Raga? Dia sepertinya marah besar terhadap Sia. Gadis itu hanya bisa pasrah menerima takdir yang berkonspirasi dengan tuhan.

"Tumben banget Bagas gak nunggu di depan sekolah." Kening gadis itu mengernyit heran. Akhir-akhir ini Bagas jarang sekali memantaunya. Bahkan bisa terhitung dengan jari.

"apa papa nyuruh Bagas buat gak jagain gue lagi, ya?" Hati gadis itu bersorak gembira, walaupun hanya sedikit. Setidaknya kebebasan mulai masuk kegenggamannya.

"Coba deh, nanti gue tanya papa."

Tin...

Tubuh Sia berjengit kaget lantaran bunyi klakson mobil yang begitu keras.

"Woy!" teriak Sia kesal.

Perlahan kaca mobil itu turun, menampilkan wajah sang pemilik mobil.

"F-Fadli?" Fadli tersenyum.

"ng-ngapain lo?" tanya Sia yang terkejut akan kehadiran Fadli. Kenapa pemuda ini selalu ada di mana-mana? Dimana ada Sia, di situ ada Fadli.

"Mau gue anter pulang?" tanya Fadli mengabaikan pertanyaan Sia.

"gak usah sok baik lo." Lagi-lagi pemuda itu tersenyum menanggapi kalimat pedas Sia.

"bentar lagi gelap ... Lo yakin mau disini sendirian?" Jangan lupakan senyuman yang setiap saat terpatri di wajahnya.

"bukan urusan lo!" bentak Sia.

Fadli menghela nafas lalu keluar dari mobilnya. Kaki jenjangnya membawa pemuda itu menghampiri Sia. Perlahan kedua tangannya terangkat dan meletakkannya di bahu gadis itu.
Menuntun paksa gadis itu untuk memasuki mobilnya.

"eh? Apa-apaan lo?" tanya Sia yang terkejut akan perlakuan Fadli.

"Gue tuh niat baik sama lo ...." Sia mengernyit heran.

"Baik apaan? Niat mau nyulik gue 'kan lo?" tuduh Sia.

Fadli memutar bola mata malas, lelah karena gadis keras kepala di hadapannya ini.

"Gue gak sengaja liat di ujung sana ada sekelompok orang pake baju hitam lagi ngintai lo." balas Fadli enteng seraya menunjuk ke arah tempat yang sedang dibicarakannya.

Sontak kepala Sia menoleh ke arah telunjuk Fadli tertuju.

"Mana? Serius lo?" Obsidian gadis itu terlihat panik.

GLANCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang