Teka-teki

1.6K 132 4
                                    

Hawa dingin menusuk kulit putih Sia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hawa dingin menusuk kulit putih Sia. Gadis itu terus memeluk dirinya sendiri. Hujan deras masih mengguyur ibu kota.

"brengsek! Bagas lama banget sih." gadis itu sibuk mengumpat.

"andai aja Emi sekolah, pasti gue gak bakal sendirian disini."

Sia menghela nafas, kenapa selalu dia yang mendapat kesialan. Hidupnya selalu di selimuti awan hitam.

"butuh tumpangan?" sahut seseorang seraya memegang payung.

Sia mengernyit heran. Wajah seseorang itu tidak terlihat, karena posisi payung yang sedikit rendah dan mengakibatkan wajahnya sedikit tertutup.

"siapa ya?" tanya Sia.

Perlahan payung itu terangkat, memperlihatkan wajah sang pemilik payung hitam itu.

"Gue anak baru disini." jawabnya seraya tersenyum hangat.

Sia tersenyum kaku. Mungkin semua orang akan berpendapat pria di hadapannya ini ramah karena melihat senyumnya, namum tidak dengan Sia. Senyuman itu seperti memiliki maksud tertentu.

"maaf kita baru kenal." sahut Sia cuek, lalu beralih ke benda pipih di genggamannya.

Berkali-kali Sia mencoba menghubungi Bagas agar segera menjemput nya, tapi Lagi-lagi panggilan itu tidak di jawab.

"Sialan!" gadis itu menggeram, meremat ponselnya. Panik dengan keadaan yang begitu mencekam.

Atensi gadis itu teralihkan saat pria tadi ikut berdiri di samping nya.

"ngapain lo disitu?" tanya Sia was-was.

"nungguin lo." setiap kata yang keluar dari mulut pria itu selalu di sertai dengan senyuman.

"gak perlu, mending lo pergi." Sia berniat mengusir nya.

"ada yang bilang ke gue, gak baik kalau ninggalin cewe sendirian." Lagi-lagi pria itu tersenyum.

Sia memilih diam, tanpa berniat membalas. Dia tidak ingin mengambil resiko dengan banyak berinteraksi dengan orang asing.

Tangan pria itu terulur, mengambil ponsel di sakunya. Jemarinya sibuk menari di atas papan keyboard ponselnya. Seperti mengetikkan sebuah pesan yang panjang pada seseorang. Setelah beberapa detik mengetikkan pesan, pria itu kembali memasukan ponselnya ke dalam saku.

Sedangkan Sia, gadis itu sibuk melihat ke arah bawah, memandangi sepatu nya. Perlahan tubuhnya membungkuk, hendak melepaskan sepatu dari dari kakinya. Seperti biasa dia ingin melempar sepatu jika merasa dalam bahaya.

Namun gerakan gadis itu terhenti saat sebuah suara menerobos memasuki indra pendengarnya dan menginstrupsinya untuk berhenti.

"Maaf Non, saya telat menjemput anda." ujar Bagas yang baru saja datang dengan payung nya.

GLANCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang