Kedatangan AGENØR

1.8K 139 4
                                    

Mata Sia yang sedari tadi menyipit, kian membulat sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Sia yang sedari tadi menyipit, kian membulat sempurna. Pasokan udara di sekitarnya kian menipis. Mengapa? Mengapa mereka disini?

"Agenor? Iya, itu agenor!"


Sia menoleh ke arah siswi yang memekik kegirangan. Darimana mereka tau jika itu agenor? Apa saja yang telah terjadi saat Sia tidak masuk sekolah? Begitu banyakah hal yang Sia lewatkan?

Seluruh anggota inti agenor pindah ke SMA Alaska sejak 2 minggu yang lalu.

Sia menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan segala pertanyaan yang memenuhi lingkaran otaknya.

Gadis itu memilih menolehkan kepalanya ke arah agenor. Menatap lamat-lamat satu persatu anggota inti agenor.

Agenor mulai mendekat ke arah Sia dan Raga berada. Sia membulatkan mata saat melihat Alvin yang memimpin di depan sedikit menunduk kepadanya seakan memberi hormat.

Satu persatu dari mereka tak ada yang terlewat dari indra penglihatan Sia. Sampai akhirnya Sia kembali terkejut saat melihat Nio yang berada di bagian paling belakang mengedipkan sebelah matanya seraya tersenyum menggoda Sia.

Nio terus tersenyum menggoda Sia. Sampai akhirnya tanpa disengaja, netranya menangkap sosok yang sedari mengintimidasinya melalui tatapan. Dia tahu bahwa sosok itu cemburu karena gadis yang ia sukai diganggu pria lain. Perlahan senyum Nio memudar dan dengan sigap laki-laki itu kembali membawa kepalanya menoleh ke depan dengan tatapan angkuh.

Sia mengernyit melihat reaksi keterkejutan Nio. Perlahan Sia mengikuti arah pandang Nio melalu ekor matanya.

Pandangan Sia jatuh kepada Raga. Dia sempat heran, kenapa Nio seperti takut dengan Raga. Perlahan Sia menoleh sepenuhnya ke arah Raga.

Raga hanya mengangkat kedua alisnya, seakan tidak mengerti situasi ataupun keadaan saat ini.

"Lo kenal salah satu dari mereka?" Sia bertanya.

Raga hanya menggeleng sebagai jawabannya. Sedangkan Sia manggut-manggut mengiyakan.


🌑🌑🌑

Raga membawa Sia memasuki ruang UKS. Membantu gadis itu duduk di sisi brankar. Setelah Raga mendudukan Sia di sisi brankar, dia segera pergi dari sana tanpa berniat untuk mengobati luka Sia.

Sia mendengus saat menatap punggung Raga yang hilang di balik dinding UKS.

Gadis itu memilih diam dari pada mengobati lukanya. Baginya luka itu hanya luka kecil tidak sebanding dengan trauma yang dia punya di masa lalu.

GLANCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang