Kekejaman Raga

1.6K 137 10
                                    

Raga terus menuntun Sia memasuki rumah sakit untuk memeriksa keadaan telinganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raga terus menuntun Sia memasuki rumah sakit untuk memeriksa keadaan telinganya. Sedangkan Sia, sibuk memegangi telinganya yang terus berdengung dan mengeluarkan darah.

"Gue tunggu di luar." ujar Raga setelah memasuki ruang pemeriksaan.

Sia masih sibuk memegangi telinganya dan sesekali merintih. Dia tidak dapat mendengar apapun, hanya sebuah dengungan yang semakin kuat menghantam indra pendengarnya.

Raga menghela nafas pasrah saat Sia tidak menjawab kalimat nya. Dia sempat melupakan fakta, bahwa terjadi sedikit masalah pada telinga gadis itu.

🌑🌑🌑

Raga duduk di kursi depan ruang pemeriksaan. Rasa panik dan cemas terus menghujam relung nya.

Laki-laki itu terus merutuki dirinya sendiri, melimpahkan segala kesalahan pada dirinya.

"seharusnya gue gak tinggalin dia." rutuk nya.

"BEGO!" laki-laki itu mengumpati dirinya sendiri.

Atensi laki-laki itu teralihkan saat suara decitan pintu terbuka memasuki pendengaran nya.

"gimana keadaannya dok?"

"pacar anda baik-baik saja, hanya saja benturan yang terjadi pada telinganya cukup berakibat fatal. Jika sekali lagi telinga nya terkena benturan, maka saya tidak bisa menjamin bahwa pendengaran gadis anda akan baik-baik saja" jelas dokter itu.

Raga sempat terpaku saat dokter itu menyebut Sia sebagai 'pacar anda' dan 'gadis anda'.

Namun Raga dengan cepat mengenyahkan pikirannya, seandainya ucapan dokter itu memang benar adanya, mungkin Raga akan menjadi orang yang paling bahagia. Sedikit terdengar lebay, namun itulah yang ia rasakan.

"terimakasih dok, apa saya bisa menemui___" Raga sedikit ragu untuk melanjutkan ucapannya.

"pa__pacar saya?" dokter itu menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

🌑🌑🌑

Perlahan Raga membuka pintu ruangan itu. Hal pertama yang di lihatnya adalah Sia. Gadis itu masih sibuk memegangi telinganya yang terasa nyeri.

Sedangkan Raga hanya diam menatap satu objek. Objek yang di tatap mulai menyadari bahwa ada orang lain di ruangan itu selain dirinya.

Sia mengalihkan pandangan nya tepat ke arah Raga. Netra mereka saling bertubrukan, namun dengan cepat Raga memalingkan wajah.

GLANCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang