Seorang gadis merebahkan tubuhnya di atas kasur kesayangan nya. Menatap langit-langit kamarnya, sekelibat bayangan kejadian tadi pagi terlintas jelas di otaknya. Perlahan sebutir air jatuh dari pelupuk sayu itu. Tidak! Kali ini dia tidak ingin menghapus air matanya. Biarkan dia mengungkapkan semua perasaannya melalui air mata.
Tidak, itu tidak lemah. Itu salah satu cara para wanita mengaplikasikan perasaanya.
Gadis itu tersenyum getir, memutar ulang kejadian dimana tangan dua orang yang dia sayangi saling terpaut. Sahabat? Cinta?
Ingin sekali ia menyalahkan takdir. Kenapa dia yang harus mendapat pilihan yang sulit seperti ini. Jemari lentik itu meremas kain pembungkus kasur nya. Mencoba menyalurkan emosi nya yang selama ini terpendam. Menangis dalam diam, menahan isakan serta rasa sesak di dadanya. Ingin sekali dia mengeluh, tetapi dengan siapa? Keluarga nya selalu sibuk. Tidak, dia tidak benci pada keluarga nya, dia memakluminya.
Takut, kecewa, sakit. Semua terpadu dalam perasaannya. Entah cobaan apa yang harus dia hadapi di hari esok.
Tok... Tok... Tok...
Gadis itu mencoba meredam isakannya, menghapus jejak air mata pada pipinya lalu bercermin. Memoles beberapa make up pada wajahnya, mencoba menyembunyikan mata sembab dan wajah pucatnya.
Ceklek...
Gadis menekan knop pintu.
" lo belum tidur? " tanya Arsen.
Sia memutar bola mata malas. Kenapa Kakaknya ini selalu saja datang di waktu yang tidak tepat. Padahal Sia masih ingin menghayati tangisnya.
"kalau gue tidur, gue gak bakal bukain pintu." kesal Sia.
Arsen menggaruk kepala, mencerna kata-kata Sia. Ada benar nya juga kata-kata Sia.
"iya juga sih." balas nya.
"Lo ngapain kesini?"
"gue ma___"
"curhat?" potong Sia.
Arsen mengangguk ragu.
"punya kakak playboy tapi bucin sama setiap korbannya." sahut Sia seraya berjalan masuk ke dalam kamar, mempersilahkan Arsen masuk.
"Dasar buaya prematur! Amatir!" lanjutnya.
Arsen yang merasa harga dirinya tersentil pun langsung melempar adiknya menggunakan sandal rumahnya.
Bughh...
"sialan!" umpat Sia.
"gak boleh curhat nih!" ancam Sia mengambil ancang-ancang untuk tidur.
"eh?, iya iya sorry" balas Arsen.
Arsen berjalan menuju sofa yang ada di kamar Sia, mendudukan tubuhnya disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLANCE
General Fiction[SEBAGIAN CHAPTER DIPRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA.] Nastasia D. Aldebarack, seorang gadis biasa yang akan merasakan sakit bila dilukai. Mencintai seseorang yang bahkan mencintai sahabatnya sendiri. Mencoba menutupi kegundahan hatinya melalui sifa...