Elona membuka pintu kamar rawat leo dengan hati-hati, takut menimbulkan suara yang bisa membuat leo terbangun.
Tapi belum sempat ia membuka lebar pintunya, ia sudah disuguhkan dengan penampakan wonwoo dan leo yang sedang bermain bersama.
Ia tidak jadi masuk, tubuhnya sudah terlanjur membeku melihat kedekatan anak dan mantan suaminya itu.
Ia tidak tau harus bagaimana. Di satu sisi ia benci dengan takdir yang sudah mempertemukannya lagi dengan wonwoo. Tapi di sisi lain, ia merasa cukup rasional untuk mempertemukan leo dengan ayah kandungnya.
Leo juga sering menanyakan di mana ayahnya berada. Namun elona terpaksa berbohong demi kebaikan semuanya. Alasan ayahnya yang sakit keras juga tidak bisa digunakan hingga leo dewasa. Elona harus memikirkan alasan baru nantinya.
🕕🕕🕕
Elona meregangkan otot-ototnya setelah melalui hari yang sangat panjang. Hari ini ia lembur sampai jam 8 malam.
Siapa bilang kerja di bank itu cuma sampai jam 3?
Jam operasional untuk melayani nasabah memang cuma sampai jam 3 sore, tapi setelah itu bukan berarti karyawan bank duduk-duduk santai sampai jam 5.
Mereka masih harus menyusun form transaksi nasabah dan memeriksa ulang semua kerjaan mereka dengan teliti di hari itu juga. Jika ada satu kesalahan kecil saja, itu bisa mengurangi bonus tahunan mereka.
Maka dari itu, elona selalu bekerja dengan sungguh-sungguh agar tidak terjadi kesalahan yang bisa mengurangi bonusnya. Karena dia sangat membutuhkan bonus itu untuk bertahan hidup sebagai single parent.
Elona mengirim chat kepada leo, mengabari kalau sebentar lagi ia akan pulang. Kemudian ia berjalan menuju halte bus, dan menunggu bus nomor 717, transportasi yang ia gunakan sehari-hari.
Ia paling tidak suka pulang jam 8 karena itu jam yang sangat rentan dengan penuhnya penumpang bus. Sering sekali ia tidak kebagian tempat duduk dan harus berdiri sekitar setengah jam sampai pemberhentian di halte dekat rumahnya.
Kakinya akan terasa pegal-pegal setelah seharian bekerja memakai sepatu heels, ditambah lagi kepadatan di bus yang menuntutnya untuk berdiri.
Elona menghela nafas saat ia sampai di halte. Kumpulan manusia yang sama-sama baru pulang kerja itu membuatnya sesak. Dan di halte pun ia tidak kebagian tempat duduk.
Ia berjalan ke arah rambu-rambu lalu lintas yang ada di dekat halte. Lebih baik menunggu di sana sendirian, di tempat orang-orang tidak berkumpul.
Busnya akan datang sekitar lima belas menit lagi. Elona memikirkan leo selagi menunggu. Leo pasti sangat bosan dan kesepian di rumah. Ia ingin sekali mengajaknya jalan-jalan di akhir pekan. Tapi sepertinya tidak bulan ini, karena dompet elona sedang menipis.
TIN TIN TIN!
Mobil BMW putih berhenti tepat di depan elona, membuatnya hampir mengumpat akibat suara klakson yang bisa memekakkan gendang telinganya.
Jendela mobil itu turun perlahan dan si pengemudi setengah berteriak dari dalam.
"El, naik!" Wonwoo tersenyum melihat wajah kesal elona.
Elona melongos, mengabaikan ajakan wonwoo.
"Buruan naik! Saya anterin pulang!"
Elona pura-pura budeg.
"Elona!!! Kamu mau saya kena tilang polisi?!" Wonwoo menunjuk sesuatu di atas elona.
Sialan. Elona mengumpat dalam hati saat matanya mengikuti arah telunjuk wonwoo. Ternyata elona berdiri di bawah tiang rambu lalu lintas 'dilarang berhenti'.
