Hampir tiga bulan wonwoo tidak bertemu ataupun berkomunikasi dengan elona dan leo, ia belum siap untuk bertemu mereka, ia bahkan membeli handphone dan nomor baru khusus untuk bekerja sama dengan jasa intel yang digunakannya untuk menyelidiki orang tuanya.
Hape lamanya tidak ia sentuh sama sekali untuk sementara waktu. Bukan ingin menjauhi leo dan elona, tapi wonwoo masih ingin fokus menyelesaikan masalah orang tuanya dulu.
Mungkin lebih tepatnya ia sedang berusaha untuk mengembalikan ingatannya.
Dan sekarang, wonwoo sedang berada di dalam kamarnya, tangannya sibuk membuka dua box kiriman paket dari peanut.
Barang-barang pernikahan wonwoo dan elona.
Butuh waktu yang cukup lama bagi peanut untuk menggali seluruh tanah luas di kediaman orang tua wonwoo diam-diam tanpa jejak dan suara di tengah malam. Penjagaan di sana cukup ketat, hingga wonwoo harus bersabar dengan hasil yang lambat.
Tapi tidak apa-apa, asalkan barang-barang itu sampai ke tangannya tanpa sepengetahuan siapapun.
Dan semuanya...tidak sia-sia. Nyeri yang cukup hebat di kepalanya kini ia rasakan ketika gambaran masa lalu berkelebat di otaknya.
Wonwoo mulai mengingat satu per satu memori yang sempat terlupakan dari ruang ingatannya dengan melihat cincin pernikahannya, wedding dress, gaun tidur, baju bayi, album foto, tiket honeymoon, miniatur patung couple, baju couple, dan barang-barang couple lain semasa menikah dengan elona.
Semua potongan gambar yang selama ini menghantui wonwoo akhirnya tergabung menjadi satu kenangan yang sangat indah sekaligus menyakitkan.
Wonwoo mengingat semua kebahagiaan bersama keluarga kecilnya dulu...
Ia mengingat keindahan momen itu...
Namun hatinya juga ikut hancur bersamaan dengan alam bawah sadar yang mengingatkannya pada kehidupan elona dan leo sekarang.
Semuanya sudah berubah.
Perlahan, wonwoo menitikkan air mata seiring dengan banyaknya kenangan indah yang hinggap di benaknya, kenangan yang pernah ia lalui bersama elona dan leo, dulu.
Rasa berdosa semakin mendominasi perasaan wonwoo. Tetes air mata yang turun membasahi pipinya juga tak kunjung berhenti hingga isakannya semakin kencang.
Wonwoo memeluk bingkai foto keluarga kecilnya itu di dadanya... sambil menangis, mengucapkan kata maaf ribuan kali pada istri dan anaknya yang sudah tidak ada di sisinya sekarang.
Pedih...
Semuanya terasa amat pedih...
Ia baru mengingat kenangan itu selama beberapa menit namun rasanya sudah sepedih itu...
Bagaimana dengan elona yang mengingat semuanya setiap detik selama lima tahun ini? Sepedih apa perasaan elona sekarang?
Apakah elona bisa menerima wonwoo kembali setelah siksaan demi siksaan yang telah elona lewati akibat perbuatan orang tua wonwoo?
Apakah masih ada kesempatan untuk kembali bersama?
Wonwoo menghentikan tangisnya dan berpikir sejenak.
Benar...
Kesempatan...
Kesempatan itu pasti ada.
Wonwoo melepas bingkai foto itu dari dadanya, ia kembali menatap seulas senyuman dari istri dan anaknya di foto yang ada di dalam bingkai tersebut.
Lalu wonwoo memejamkan mata, seolah ingin menghipnotis diri sendiri dan menciptakan kesempatan itu terlebih dahulu melalui mindsetnya.
Dulu elona begitu mencintainya...dan sekarang juga masih sangat mencintainya...