Pikiran elona sedang terombang-ambing karena ucapan wonwoo yang seolah memperingatkan elona kalau besok dia akan datang lagi.
Tapi nyatanya sampai jam makan siang pun wonwoo tidak juga datang.
Apa elona cuma kege-eran?
Elona berusaha membuang pikiran tentang wonwoo dan menyantap makan siangnya sambil mengirim chat kepada anaknya.
Makan yang banyak ya sayang😘
jangan lupa minum obat, sebentar lagi mama pulang, awas aja kalo obatnya gak diminum, mama pites kamu yaaa🔥Lek🦁
Iya mama bawel~ cepet pulang~ titidije ya ma💜Elona tersenyum membaca balasan dari putranya yang sudah berusia 6 tahun. Moodnya akan selalu membaik tiap kali anaknya memberi emo 💜
"Elona, ada nasabah tuh nyariin kamu." Kata bu wina, selaku branch service manager di kantor.
"Iya bu, sebentar ya." Elona buru-buru menutup kotak makannya dan langsung keluar menuju meja kerjanya.
Ia hampir mengumpat ketika mendapati wonwoo yang sudah duduk manis di depan meja kerjanya.
"Siang elona." Sapa wonwoo, duluan.
"Siang pak. Ada yang bisa dibantu?" Elona mau tidak mau harus memalsukan senyuman seraya duduk saling berhadapan dengan wonwoo.
"Nih. Tolong dibantu ya." Wonwoo menyodorkan hapenya to the point.
Mengerti maksud wonwoo, tapi elona lebih memilih pura-pura bodoh.
"Maaf pak, bapak ke sini mau transaksi apa ya?"
"Ck, udah saya bilang gak boleh minta maaf hari ini. Masih aja tu mulut ngomong maaf."
"Ma--" elona mengatupkan bibirnya yang sudah terbiasa mengucapkan kata maaf kepada ribuan nasabah.
"Tuhkan. Lagi?!"
"..." elona menggelengkan kepalanya.
"Saya mau masuk deposito." Seru wonwoo membuat elona tersenyum senang.
Nasabah seperti ini memang selalu menjadi favoritenya elona. Belum ditawari, sudah minta masuk.
Lumayanlah. Kalau nominal besar, bisa capai target dan nambah bonus akhir tahun.
Elona segera mengambil formulir deposito dan mulai mengisi data wonwoo secara manual.
"Mau masuk yang berapa pak?"
"15 milyar aja."
Tangan elona yang sedang menulis pun terhenti dan senyumnya memudar.
Harusnya ia senang dengan nominal besar itu. Tapi ada sedikit kecemburuan yang ia rasakan. Mengetahui bahwa wonwoo masih memiliki harta berlimpah di saat elona sendiri masih bergantung pada gaji yang tidak mencapai angka tujuh tiap bulannya. Uang sewa rumahnya bahkan sering menunggak.
"Kenapa natap saya kayak gitu?" Wonwoo menyadari perubahan sorot mata elona. Dan itu membuatnya semakin penasaran dengan elona, wanita yang sejak kemarin sudah menarik perhatiannya dan mengusik pikirannya.
Wonwoo adalah bos besar. Ia bisa saja menyuruh karyawan finance nya untuk ke bank mengurus deposito. Namun daripada ia tidak bisa tidur lagi seperti tadi malam, lebih baik ia datang sendiri demi menawar rasa penasarannya.
Deposito hanyalah alasan untuk bertemu elona.
Ia tidak tau kenapa jantungnya menjadi tidak karuan saat melihat elona, ditambah lagi perasaan aneh yang ia rasakan membuat tingkahnya semakin aneh sampai memaksa elona memberikan nomor hapenya. Padahal ia bukan tipe orang yang gampang terbuai oleh wanita.