"Won, sidang berikutnya kapan?"
"Lusa, na. Kamu mau ikut?"
"Lusa aku kerja, won. Aku nitip makanan buat mingyu aja ya."
"Ckckckk masih aja disayang tu serbuk kopi."
"Kenapa? Gak suka? Mau cerai? Ayo!"
"Buset! nikah aja belom masa udah mau cerai lagi😐"
"Makanya nurut aja! Aku cuma nitip makanan buat mingyu, bukan kondom."
"Heh! Mulut! Ada leo!"
Elona menoleh pada leo yang sedang bermain game di ruang tamu. Entah leo mendengar ucapannya barusan atau tidak.
Wonwoo sudah menghadiri berbagai sidang banding yang diajukan oleh pengacara orang tuanya. Lusa adalah sidang terakhir. Meski sidang itu belum berlangsung, tapi wonwoo telah mengetahui pasti hasilnya.
Ia akan menang melawan orang tuanya. Karena orang tuanya sudah tidak memiliki uang lagi untuk menyewa pengacara lebih lama. Harta mereka sudah diambil alih oleh wonwoo. Jadi kemungkinan besar mereka tidak memiliki pegangan apapun lagi untuk melawan.
Mereka akan dipenjara seumur hidup.
Kecelakaan 6 tahun lalu memang tidak wonwoo laporkan, tapi di hari kedua orang tuanya tertangkap, polisi melihat sendiri darah elona yang berceceran di lantai, akhirnya itu dianggap sebagai percobaan pembunuhan dan menambah masa hukuman mereka.
Elona dan leo juga sudah tinggal di rumah wonwoo. Walau elona masih belum setuju untuk balikan, tapi wonwoo menyarankan untuk tinggal bersama saja, demi kebaikan semuanya. Mereka akan aman jika berada di dalam rumah wonwoo yang sudah diawasi oleh puluhan bodyguard 24 jam. Untuk berjaga-jaga saja setelah banyak pertumpahan darah belakangan ini.
Tentang pekerjaan, elona masih harus menggantikan posisi mingyu karena dia merupakan CS paling senior di cabang kantornya.
Orang kantor belum ada yang mengetahui alasan resignnya mingyu. Hanya dua orang yang tau, elona dan bu wina, branch managernya. Elona memohon pada bu wina untuk merasiakan kepergian mendadak mingyu dari kantor. Ia khawatir teman kantornya akan menganggap mingyu jahat dan menghindarinya jika mereka bertemu suatu saat nanti. Elona ingin menjaga lingkaran pertemanan mingyu. Karena setelah bebas nanti, di situ pasti mingyu sangat membutuhkan banyak support.
"Lek..."
"Kenapa, pa?"
"Sini dong, peluk."
Leo mem-pause gamenya dan menatap wonwoo dengan tatapan aneh.
"Ngapain? Tiap hari kan kita tidurnya sambil pelukan, pa"
"Pengen peluk aja, bentar." Wonwoo merentangkan tangannya lebar-lebar, menunggu leo menghampirinya.
"Ma, papa kurang kasih sayang tuh!"
"Itu bukan kurang kasih sayang, tapi kurang gizi, makanya otaknya jadi rada-rada..."
"Na! Diem! Aku minta peluk leo! Bukan kamu!"
"Kay, fine" elona memutar bola mata, malas.
"Apaan sih paaaa~~??" Protes leo, tapi ia tetap menghampiri wonwoo dan memeluknya.
"Uuuuuh anak papa udah gede aja, nanti tiba-tiba udah punya gebetan, terus bagi2 undangan, terus--"
"Jauh bener mikirnya si bapak" sahut elona, merasa aneh dengan kerandom-an wonwoo.
"Lek, kamu kan udah 7 tahun sekarang. Kamu masih mau punya adek gak?"
Mendengar pertanyaan wonwoo, leo langsung berlari masuk ke kamar.
