*2 tahun kemudian*
Leo sangat girang membenahi halaman samping rumah, di mana untuk pertama kalinya, ia bisa merayakan ulang tahun dengan pesta barbeque.
Ini sebenarnya usulan elona. Selain untuk merayakan ulang tahun leo, elona juga ingin menyambut bebasnya mingyu dari penjara.
Semua orang terdekatnya hadir untuk meramaikan pesta malam itu, termasuk keluarga rara dan alsen. Mereka semua sedang bermain di kolam renang. Sementara elona masih menyiapkan skewers.
"Ma, liyo masih bobok?" Leo menanyakan si umbar yang telah lahir dan berganti nama menjadi lionel.
"Iya, lek. Masih tepar tuh di kamar, sama papa." Kata elona sembari menusuk daging-daging dengan susunan rapih menggunakan tusuk sate besi.
"Ck gimana sih ini mau pesta, yang punya rumah malah turu."
"Kamu bangunin papa gih, gak enak juga sama yang lain."
"Okeeeeiii"
Leo meregangkan otot-otot tangannya sebelum beranjak masuk ke rumah. Dan elona hanya tersenyum karena sudah bisa menebak nasib telinga wonwoo jika leo yang membangunkannya.
"Na, apaan lo senyum2 sendiri?"
Elona menoleh pada mingyu yang tiba-tiba sudah berada di sampingnya dan melakukan kegiatan yang sama dengannya, yaitu menusuk sate.
"Apaan? Gue gak senyum2 sendiri kok. Gue senyumin leo. Tuh~." Elona menunjuk leo dengan dagunya.
"Lo sering senyum." Ucap mingyu yang fokus ke daging dan masih menghindari tatapan elona sejak mendekam di balik jeruji besi.
"Gue senyum karena gue bahagia."
"Oh.. glad to hear that." Jawab mingyu singkat, tanpa ekspresi.
"Dan anyway kenapa gue belom ngeliat lo senyum sampe sekarang?"
"Emangnya senyum itu penting?"
"Kalo gak penting, kenapa kita diwajibkan untuk senyum sama nasabah?"
"Itu kan senyum palsu. Beda sama senyuman lo yang barusan." Mingyu sedikit berubah, ia selalu menjawab singkat atau terkadang tidak memiliki arah percakapan sama sekali. Ia menjadi pendiam dan kerap kali terlihat murung di beberapa kesempatan. Dilihat dari keadaannya sekarang, elona tentu mengerti itu.
Mingyu sudah mencoba melamar berbagai jenis pekerjaan begitu ia bebas dari penjara. Namun sejauh ini ia hanya bisa menggeluti freelance online akibat daftar blacklist di perusahaan besar yang sudah mencatat namanya.
Anggota keluarga dan sanak saudaranya juga sudah menjauhinya. Mereka takut dengan mingyu.
Hanya elona dan rara yang masih mendukung dan membantunya dengan merekomendasikan beberapa pekerjaan yang kira-kira cocok untuk mingyu. tapi memang sulit bagi mantan narapidana untuk memulai hidup baru. Buktinya mingyu masih belum menerima panggilan interview sejak dua minggu bebas.
Mingyu juga sebenarnya tidak kesulitan secara finansial. Ia punya tabungan yang cukup dari investasi properti yang ditekuninya sedari dulu. Tapi tetap saja sebagai lelaki dewasa, ia butuh pekerjaan tetap.
"Palsu atau engga, tetep aja penting. Orang di sekitar kita pasti akan terpengaruh dengan ekspresi kita. Ya kan?" Elona tetap tersenyum walau mingyu enggan melihat wajahnya.
"Eumm" angguk mingyu.
"Jadi kenapa lo gak terpengaruh sama senyum gue?"
"Lo punya alasan untuk senyum. Gue engga."
