29. Nomor

908 106 9
                                    


"Mama sama papa pacaran ya?"

Leo duduk di tempat tidur memandangi kedua orang tuanya yang sedang melangsungkan acara sayang-sayangan.

Dari pagi sampai siang, mentang-mentang minggu, sepasang manusia itu terus menempel.

Wonwoo tidak henti-hentinya mengapit badan elona ketika elona sedang duduk di sofa mengoreksi jawaban dari soal-soal yang diberikan wonwoo pada leo tentang mata pelajaran sekolah.

"Kok pacaran sih? Mama papa udah nikah, lek." Sungut wonwoo.

"Loh? Tapi katanya udah cerai? Lek sering denger orang ngatain mama janda, pa."

"Maksud papa, bentar lagi mama papa udah mau nikah, lek. Nikah lagi."

"Hm? Kapan?"

"Engga, lek. Mama papa gak mau nikah kok. Papa kamu ngawur." Tolak elona. Ia tidak ingin memberikan harapan palsu pada anaknya.

"Naaaa! Bulan depan! Inget!"

"Apaan bulan depan? Jadi whistleblower? Iya, aku pasti dukung kamu kok."

"Ish bukan itu, na! Kamu mau kita nikah tanggal berapa?"

"Hmmm... lek, ini yang soal nomor 13 ada yang salah. Coba kamu kerjain ulang deh. Nanti mama periksa lagi." Elona tidak ingin menjawab wonwoo.

"Iya, ma. Nanti lek perbaiki. Jadi kalian pacaran apa engga?" Leo masih penasaran.

"Iya!"

"Engga!"

Jawab wonwoo dan elona bersamaan.

Elona selalu mengelak dari pertanyaan yang mengarah pada 'balikan' dengan wonwoo.

Ia memang ingin balikan, tapi keadaan mereka sekarang tidak bisa menjamin masa depan. Jadi elona berusaha senetral mungkin tetap membimbing cara berpikir leo agar tidak terlalu berharap.

Tapi usahanya selalu saja dikacaukan oleh wonwoo.

Elona hanya mengizinkan wonwoo untuk memeluk dan mengecup dahi atau pipinya. Tapi setiap kali ada kesempatan, wonwoo kerap kali menyosor bibir elona dan terkadang menghimpit, menjepit, lalu menempeli tubuh elona semaunya.

Kejadian seperti itu sudah sering sekali disaksikan leo sejak bangun dari masa kritisnya.

"Hmm kalo gitu... nanti kalo lek udah boleh pulang dari rumah sakit, kita pulang ke mana, ma?" Leo ingin memastikan lagi.

"Rumah papa."

"Rumah kita, lek."

Jawab wonwoo dan elona bersamaan lagi.

"Na! Untuk apa balik ke rumah kecil itu?! Kalo mau ngambil barang2 kamu, boleh. Tapi kalo untuk tinggal, ya kita tinggal bareng aja dirumahku. Masa pisah-pisah sih."

"Ya selama ini kan kita memang udah pisah, won."

"Makanya kita otw balikan dong. Gimana sih kamu?!"

"Emangnya situasi kita udah aman untuk balikan?"

"Ya belum, kan bulan depan, na."

"Belum tentu, wonwoo. Kamu banyak doa aja dulu, jangan banyak bacot."

"Jadi kalian itu pacaran apa engga sih?!" Leo mulai kesal, pertanyaannya tidak ada yang dijawab dengan benar.

Leo jadi lebih pusing memikirkan hubungan orang tuanya dibandingkan soal matematika nomor 13 itu.




Ceklek

Pintu ruang rawat leo terbuka, menampakkan seorang mingyu dengan kaos santai dan jeans selutut. Ia sudah mengabari elona bahwa ia ingin menjenguk leo weekend ini.

HIS FORGOTTEN SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang