Jangan lupa spam komen ya...
selamat membaca...
***
Serena tampil cantik dengan gaun berwarna putih yang membalut tubuhnya. Ia berdiri sendiri di panggung berukuran minimalis tersebut. Jangan kira Rehan meninggalkannya, karena lelaki itu berdiri di bilik yang berbeda dengannya. Konsep pernikahan keduanya memang berbeda, ballroom hotel yang besar itu di sekat menjadi dua bagian untuk memisahkan antara tamu laki-laki dan tamu perempuan. Tidak ada celah untuk saling melihat antara antar laki-laki dan perempuan, dan semua itu atas permintaan Serena dan keluarganya.
Rehan? Jangan tanya. Tentu saja ia bahagia. Karena dengan begitu juga ia tak perlu kawatir ada tamu laki-laki yang berani melirik istrinya.
Setelah ijab kabul pagi tadi ia hanya betemu dengan Serena sebentar saja, setelahnya gadis yang sudah berganti status menjadi istrinya itu langsung di culik oleh keluarganya dengan alasan untuk merias sang istri. Untung saja Rehan termasuk dalam golongan orang yang sabar. Ia ingat saat tadi selesai mengucapkan ijab kabul, ia menghampiri Serena yang berada di ruangan berbeda dengannya. Rehan hendak menyematkan cincin di jari istrinya itu. Namun apa yang terjadi? Serena yang tak biasa dipegang oleh orang yang bukan mahramnya, berhasil mengundang tawa geli para saksi. Gadis itu berkali-kali menyodorkan tangannya seperti yang diperintahkan, namun kemudian ia tarik kembali saat Rehan hendak memegangnya. Berterima kasihlah pada Fatmah yang akhirnya turun tangan memegang tangan anaknya yang sudah mendingin dan gemetar hebat bahkan keringat dingin sudah membanjiri kebaya yang dikenakannya, syukurlah Serena tidak pingsan di tempat.
Acara resepsi malam ini berjalan dengan lancar, diakhir acara mereka melakukan prosesi foto keluarga besar. Berkali-kali Rehan terpana melihat Serena yang entah berapa kali lipat sangat cantik nan menawan. Sementara yang dilihat wajahnya sudah merona dibalik make-up tipisnya. Malu ditatap seperti itu. Serena sedikit menyikut perut Rehan karena laki-laki tersebut masih saja melihatnya dan tak mendengar arahan photographer yang menyuruh suaminya untuk melihat ke arah kamera. Suami? Serena masih geli untuk menyebut orang yang tengah merangkulnya dengan erat sekarang sudah berganti status.
Saat ada pergantian posisi keluarga mereka, seorang laki-laki yang ia tahu sebagai sepupu Serena berdiri di samping istrinya itu, dengan cepat Rehan juga ikut berganti posisi, menarik lembut lengan istrinya itu untuk berdiri di tempat seharusnya ia berdiri. Sementara gadis itu masih saja tegang luar biasa ketika Rehan merangkulnya dengan posesif. Sungguh jika tidak ada make up di wajahnya, bisa dipastikan bahwa wajahnya itu sudah sangat memerah layaknya kepiting rebus.
"Serena," Panggil Rehan pelan hampir berbisik di telinga istrinya. Serena yang tadi tersenyum simpul ke arah kamera langsung mengalihkan pandangannya. Namun....
Cup!
Rehan berhasil mendaratkan satu kecupan di sudut bibir Serena tepat saat blits kamera di depan sana menyala. Mata Serena terbuka lebar, kakinya yang sudah gemetar karena lelah tambah gemetar dan akan limbung jika tidak dengan cepat Rehan menangkap tubuh yang terasa pas dipelukannya. Blits kamera kembali menyala ke arah mereka, sementara keluarga yang tadi fokus merubah gaya kini melihat ke arah pasangan yang baru saja halal dimata hukum dan agama itu dengan berbagai macam ekspresi.
Oh tidak! Sebentar lagi Serena akan pingsan!
"Jangan pingsan sekarang, sayang." Bisik Rehan sedikit di samping wajah Serena seolah Rehan sedang mencium Serena. Ada seringaian jahil di bibir laki-laki itu saat melihat ekspresi istrinya yang sama sekali tak bisa ia deskripsikan. Semacam....ingin menangis? Menyadari hal itu, Rehan menarik istrinya agar berdiri seperti semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
WEDDING Art
RomanceBeberapa orang mengatakan bahwa nikah itu enaknya 5%, sedangkan 95% enak banget! Rehan membenarkan hal tersebut. Pada akhirnya Serena adalah takdirnya, menjadi tempatnya berpulang. Menjadi tempat ia menangis ketika sedih, tempat tertawa ketika ia ba...