WA 5

40.8K 4.3K 147
                                    

Yang masih jomblo kalau bertahan silahkaan lanjutkan untuk baca, kalau tidak ya jangan pergi juga... wkwkwkwk

Selamat Membaca!

#bantu aku cari typo ya!

#jangan lupa spam komen yang banyaaakkkkk! Biar aku semangat nulisnya. :D

#jangan lupa follow ig-ku ya...
Ig: @miss_n714

Hehe

***

Dua minggu terakhir ini sejak ia menikah dengan Rehan, Serena sedikit tahu tentang laki-laki yang tidak pernah absen memeluknya erat ketika terlelap sekalipun. Sifat jahil Rehan ternyata memang tidak pernah muncul sebelumnya berdasarkan informasi yang ia dapat dari ibu mertuanya. Andara pun heran dengan sifat Rehan setelah Serena menceritakan kelakuan Rehan yang senang sekali membuat jantungnya berdegup kencang. Andara sempat menertawakan Serena yang wajahnya memerah saat menanyakan tentang bagaimana hubungan mereka.

Hari ini ia tidak ikut dengan suaminya ke kantor karena Rehan akan bertemu dengan client di luar dan mungkin sampai siang nanti. Sehingga pagi-pagi sekali sebelum laki-laki itu berangkat kerja, Serena di ungsikan ke rumah Fatmah terlebih dahulu atas permintaan Serena karena gadis itu tidak mau sendiri di rumah mereka. Fatmah melihat anaknya sedang duduk di sofa, matanya fokus pada televisi yang menayang film kartunn entah apa yang menarik dari mereka.

"Sayang," Sapa Fatmah saat duduk di samping Serena sambil membawakan anaknya itu kue organik yang dibuatnya kemarin sore karena tahu Serena akan datang ke rumahnya. Serena mengalihkan pandangannya pada Fatmah yang kemudian jatuh pada perut buncit wanita itu. Senyumnya mengulas, menatap takjub perut yang sudah semakin besar itu. Dalam waktu dua bulan lagi Fatmah akan melahirkan berdasarkan HPLnya.

Alih-alih menyapa Fatmah, Serena justru langsung menunduk di depan perut Uminya. "Halo, adiknya mbak. Kamu baik-baik, kan di dalam sana?" Tanyanya mulai mengajak calon adiknya bicara. Ini adalah hal biasa yang sering Serena lakukan, namun lebih sering melantunkan ayat suci Al-Qur'an sesuai dengan pedoman yang ia baca untuk orang hamil. Benar. Serena membaca banyak buku tentang kehamilan sampai Fatmah sendiri saja heran. "Adiknya Mbak, di dalam perut itu seperti apa? Apa adik melihat surga?" Kekehnya pelan meski tak menjawat jawaban. "Adik nanti kalau sudah keluar dari perut Umi, nanti mbak culik ke rumah mbak, ya?"

Fatmah meringis bukan hanya karena perkataan asal Serena namun juga bayinya di dalam sana nendang-nendang, entah calon bayinya itu mengiyakan atau tidak pernyataan terakhir Serena. Mata Serena hampir saja loncat keluar jika gadis tersebut tidak mengerjapkannya segera, bagaimana tidak, ia melihat pergerakan pada perut di depannya disertai ringisan pelan dari Fatmah. Ia benar-benar takjub dengan hal tersebut. Kemudian sedikit menyentuh pergerakan itu, merasakan dengan telapak tangannya sendiri.

"MasyaAllah!" Pekiknya girang saat dua kali ia merasakan tendangan di tangan yang di tempel di atas perut tersebut. "Aku ingin hamil juga!" Katanya tak kalah girang. Fatmah yang tadi meringis, kini menatap Serena dengan tatapan tak terbaca. Sakit pada perutnya seakan menguap begitu saja.

"Nak, boleh Umi tanya sesuatu?" tanya Fatmah paln-pelan. Serena mengangguk masih fokus pada perut Fatmah. Binar pada mata Serena itu belum meredup jua menandakan apa yang tadi ia katakan benar-benar diinginkannya. "Kamu sudah memberikan haknya suami kamu, nak?" Tanya Fatmah kemudian. Ia takut Serena masih belum sepenuhnya mengerti tentang pernikahan yang terkait dengan hak dan kewajibannya mengingat Serena yang benar-benar polos.

Serena menegakkan kembali duduknya, "sudah." Jawabnya seringan bulu kembali menunduk lagi dan melanjutkan obrolan searahnya dengan calon bayi di dalam sana. Namun justru jawaban itu mengundang curiga dari Fatmah bahwa anaknya salah paham tentang hak yang dimaksud.

WEDDING ArtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang