4

11.5K 1K 7
                                    

Typo adalah salah satu bakatku yang sering muncul 😆

•••


Pagi ini setelah merapikan tempat tidur, membuka tirai dan mencuci muka, Jungkook turun ke bawah.

"Selamat pagi ma"

Jungkook menyapa dan dengan sigap membantu Luhan menata nasi goreng di meja makan.

Jungkook mendengar suara berat kakaknya dari sofa depan tv, dia menoleh dan melihat kakaknya sedang mengobrol dengan papanya.

"Papa udah pulang" Jungkook langsung berlari setelah menuangkan minum, "Papa kapan sampai dirumah?" Jungkook memeluk leher papanya sebentar dan beralih memeluk leher kakaknya.

"Subuh tadi, sekitar jam 4" Ucap Sehun saat Jungkook telah beralih memeluk Junghyun.

"Seminggu tidak bertemu, adikku semakin manis saja" Junghyun menoel pipi Jungkook, "Tara mana?"


"Tara belum turun, mungkin masih tidur" Jungkook memberi jawaban yang faktanya sering terjadi.

"Aku udah bangun ya, telat turun aja" Tara muncul, sedang menuruni tangga. Dia tidak terima dibilang kebo secara tidak langsung oleh Jungkook.

Junghyun, maupun Jungkook memainkan bibirnya mengejek, tidak percaya akan ucapan si bungsu.

"Sudah-sudah, sini sarapan" Luhan memanggil dan mereka beranjak dari sofa menuju meja makan.

Keluarga Jeon memakan sarapan mereka dengan tenang dan khidmat, tidak ada yang bersuara selama mereka sarapan, itu seperti sudah menjadi kebiasaan. Kalau makan mereka akan mengurangi atau menunda pembicaraan.

.

"Akhir pekan kali ini, apa kalian tidak ada kegiatan?" Sehun bertanya pada anggota keluarganya, "Bagaimana kalau hari ini dan besok kita pakai untuk memancing dan berkemah?" Tambahnya terlihat senang membayangkan menghabiskan libur akhir pekan dua hari dengan memancing.

Kini mereka berlima sedang duduk di sofa ruang keluarga, dengan tv dihidupkan. Hanya berkumpul dan menikmati waktu santai.

Luhan, Jungkook maupun Tara terlihat tidak suka dengan idenya Sehun.

"Nanti malam aku ada acara pa" Tara menjawab.

"Acara kecil-kecilan dari kantorku, untuk merayakan suksesnya pembuatan film Serendipity" Tara berbicara santai, dengan kaki yang dilipat diatas sofa.

"Woah... Serendipity itu, kau penulisnya kan?" Junghyun memastikan.

"Iyalah" Tara tersenyum berlagak sombong, "Baru satu bulan kerja loh"

"Adikku memang pintar, siapa dulu kakaknya" Junghyun ikut membanggakan diri, benar-benar membuat Luhan dan Sehun geleng-geleng.

"Tara, jangan terbang terlalu tinggi" Luhan dengan bercanda mengingatkan, karena anaknya itu pasti terbang kalau sudah dipuji.

"Kita berdua tetap memancingkan?" Sehun menatap anak sulungnya, satu-satunya harapannya.

"Baiklah pa" Junghyun terkekeh melihat secercah harapan dari mata Sehun.

Tara mendengus sebentar melihat betapa sukanya Sehun dengan memancing, tapi langsung berubah setelah dia mengingat sesuatu, "Jungkook kau sudah lihat boneka dariku?"

Jungkook mencoba mengingat, "Ohh, jadi boneka kelinci pink itu milikmu? Kenapa taruh dikamarku?"

"Aku memberi, harusnya kau terima" Jungkook mengangguk malas, Tara itu keras kepala.

"Jungkook, nanti malam mau ikut aku tidak? Ke bar?" Sehun dan Junghyun langsung fokus menatap Tara, setelah mendengar kata bar.

"Kenapa? Acara kantorku di bar" Tara menjawab saat sadar ayah dan kakaknya melototinya tidak suka.

"Papa, karyawan Vantae's Picture itu hanya ada 46 ditambah pak Taehyung jadi 47, tidak mungkin sampai menyewa ballroom hotel atau auditorium. Jadi kami hanya akan berkumpul dan bersenang-senang di bar... Sekalian melepas penat" Tara mencoba menjelaskan, karena Sehun itu tipe orang tua yang sangat menjaga anaknya.

Meskipun datang ke bar atau club sudah bukan hal tabu lagi bagi orang yang sudah dewasa, tapi Sehun tidak pernah mengijinkan anak-anaknya untuk bersenang-senang disana. Sehun tidak ingin anak-anaknya mengikuti pergaulan buruk dan berakhir menjadi rusak. Jadi sebisa mungkin Sehun akan mendidik anaknya untuk menjauhi hal-hal buruk seperti itu.

"Aku akan mengajak Jungkook, jika aku terlena Jungkook akan menyadarkanku, jika Jungkook terlena, aku akan menyadarkannya" Tara memang tau caranya membujuk.

"Kalau kalian berdua terlena?" Junghyun juga tidak ingin terjadi apa-apa pada kedua adiknya.

"Kak, aku akan memastikan hal itu tidak terjadi" Tara kekeh pada pendiriannya, "Aku tidak akan terlalu banyak minum"

"Baiklah, kalian harus jaga diri ya" Sehun akhirnya membolehkan, terlalu mengekang anak juga tidak baik, menurutnya. Takutnya mereka malah nekat dan pergi tanpa sepengatahuannya.

***

Malam ini Jungkook sudah siap, dia memakai celana jeans hitam dengan atasan kemeja satin biru yang dimasukan kedalam celena, tak lupa kalung kain berwarna biru yang melekat dilehernya.

Jungkook menuruni tangga dengan santai, dia tidak menyadari kalau Tara juga sedang berjalan dibelakangnya.

"Kalian memakai pakaian yang sama?" Luhan yang sedang duduk di sofa menatap Jungkook dan Tara bergantian.

Jungkook mengernyit dan menoleh kebelakang, dia melongo saat melihat Tara, dengan celana jeans yang sama dan kemeja yang sama, bedanya kalau kain biru itu Jungkook jadikan kalung, kalau Tara dia jadikan bendana dan membuatnya makin mempesona.

Tara berjalan menuruni tangga mendahului Jungkook saat saudaranya itu terhenti dan melongo kaget menatap dirinya.


"Ini yang dinamakan ikatan batin, kami bahkan memakai pakaian yang sama" Tara menggeleng ngeri, bagaimana bisa dia dan Jungkook bisa memakai pakaian yang sama tanpa ada rencana, dia juga kaget ngomong-ngomong.

Jungkook tersadar dan kembali berjalan mendekati Tara dan Luhan yang duduk disofa, Jungkook langsung berpamitan pada Luhan.

"Ma, Jungkook pergi ya"

Bibi Lee berlari dibelakang sofa, saat mendengar suara bel berbunyi.

"Loh, kalian tidak berangkat bersama?" Heran Luhan.

"Tara dijemput bosnya, dan Jungkook berangkat sama Mingyu" Jungkook menjawab dan orang yang dibicarakan pun muncul.

"Hai ma" Sapanya pada ibu rumah tangga yang memang sudah akrab dengannya.

"Mingyu, jaga Jungkook baik-baik ya" Luhan tanpa basa-basi langsung memberi perintah pada Mingyu.

"Ingatkan kalau dia minun terlalu banyak, kalau dia tidak menurut dan nakal, pukul kepalanya dan seret bawa pulang" Perintah sekaligus omelan Luhan yang cukup jauh dari sifat Jungkook.

"Siap ma, Mingyu bakalan nempel terus sama Jungkook" Mingyu mengangkat tangannya memberi hormat membuat Luhan tersenyum.

"Jungkook tidak seperti itu ma" Jungkook sedikit tidak terima.

"Siapa yang tau, kalau kau mabuk kau tidak akan sadar dengan apa yang kau lakukan" Luhan menjawab membuat Jungkook bungkam.

"Boleh kita berangkat?" Mingyu bertanya dan diberi anggukan oleh Luhan.

"Hati-hati ya" Luhan berteriak pada dua orang yang sudah berjalan keluar rumah, yang juga sudah diberi tau alamat bar yang akan mereka datangi.

Tbc

12 Juli 2020

Married by Accident [kth•jjk] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang