Chapter 23

1K 63 40
                                    

tanpa terasa neji, tenten, tenji dan harumi tertidur sampai malam tidak lama kemudian tenten terbangun dari tidurnya dan langsung melirik jam yang ada di sebelah kasur nya.

"jam 8,aku tertidur lama sekali" gumam tenten saat melihat jam.

kemudian mata tenten menatap ke arah samping dimana tenji sedang tidur memeluk guling dan disebelah nya terdapat harumi yang tertidur sambil memeluk neji.

tenten bangun dari duduk nya dan berjalan ke arah kamar mandi sambil mengucek matanya dan tanpa sengaja ia menubruk pintu kamar mandi yang ada di depannya sampai tubuh tenten terjungkal ke belakang.

Bruk.

suara tenten terjatuh sambil memegang keningnya yang sedikit merah karena menabrak pintu kamar mandi.

dan suara gaduh itu membuat neji bangun dari tidur nya dan langsung menggerut kan keningnya bingung saat melihat tenten tidak ada di samping tenji.

kemudian ia beranjak dari tempat tidur nya dan tanpa sengaja ia melihat tenten yang sedang duduk di lantai sambil mengelus keningnya pelan.

neji berjalan pelan ke arah tenten yang sedang duduk di lantai.

"uh sakit" ucap tenten pelan saat mengelus keningnya yang merah.

"kenapa hm ?" tanya neji berjongkok menatap tenten.

"kening ku terbentur pintu kamar mandi" adu tenten yang masih fokus mengelus keningnya.

"mangkanya hati hati kalau berjalan, dasar ceroboh" ujar neji terkekeh.

sedangkan tenten yang mendengar nya hanya mendengus kesal.

"aku tidak ceroboh, salahkan saja pintu nya kenapa di taruh disi-" ucap tenten sambil menatap ke arah samping nya.

"KAPAN KAU BANGUN?" sambung tenten berteriak.

"jangan berteriak anak anak masih tidur" tegur neji.

"kapan kau bangun?" tanya tenten menatap neji.

"saat kau jatuh tadi aku terbangun" jawab neji, tenten hanya menganguk.

"ayo bangun" ujar neji lembut sambil memegang tangan tenten dan membantu nya berdiri.

sedangkan tenten hanya menganguk kemudian neji membawa tenten untuk duduk di sofa.

"kenapa bisa jatuh?" tanya neji menatap mata tenten.

"um tidak sengaja menabrak pintu"jawab tenten lalu mengusap keningnya.

"apa sakit?" tanya neji khawatir.

tenten yang mendengar nada khawatir neji hanya tersenyum dalam hati.

"tidak, hanya perih sedikit saja" jawab tenten.

neji tidak menjawab ia mencodongkan badan nya lalu mencium kening tenten agak lama, tenten yang tiba tiba dapat perlakuan itu langsung diam dengan pipi yang bersemu.

"apa masih sakit?" tanya neji sambil melepaskan ciuman di kening tenten dan menatap nya.

"ke-kenapa kau mencium kening ku?" gugup tenten.

"supaya mengurangi rasa perih nya" ucap neji lembut.

"jadi, apa masih sakit?"tanya neji.

"ti-tidak terlalu" gugup tenten.

"syukurlah" ucap neji pelan, tenten hanya menganguk pelan.

setelah itu terjadi keheningan tenten yang awal nya ingin pergi ke kamar mandi tidak jadi karena ia merasa tubuh nya seperti di lem di sofa atau memang ia merasa nyaman duduk di sofa bersama neji?

wish youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang