Special Chapter III

1K 48 17
                                    

bulan berganti bulan waktu pun terus berjalan sama sepertinya kandungan tenten yang sudah memasuki bulan akhirnya. yaa, kandungan tenten kini sudah memasuki 9 bulan hanya tinggal menghitung hari saja.

Malam hari tepatnya jam 11 tenten belum memejamkan matanya sama sekali ia sedang menginginkan sesuatu anggap saja tenten sedang mengidam tapi ia ragu untuk membangunkan neji yang sudah tertidur lelap pasalnya 1 jam yang lalu neji baru saja pulang dari kantor nya.

tenten menggigit ibu jari nya sambil berpikir apa dia harus membangunkan neji atau tidak tapi ia ingin sekali makan ramen di tempat favorit naruto.

"besok saja ya nak, jangan sekarang makan ramen nya " ucap tenten pelan sambil mengusap perut nya yang sudah membesar.

tenten meringis pelan saat bayi nya menendang seperti menolak ajak nya untuk memakan ramen besok.

"neji" panggil tenten mengoyang goyang kan tubuh neji.

"hm" dehem neji.

"aku ingin makan ramen sekarang" ucap tenten pelan.

"besok saja aku lelah hari ini"jawab neji yang masih memejamkan matanya.

"tapi aku ingin sekarang" kekeh tenten.

"um" dehem neji.

"neji aku ingin makan ramen sekarang!" ucap tenten agak teriak.

"bersik, pergi saja sendiri! " bentak neji.

"aku ingin di antar"  ucap tenten pelan.

"tidak usah manja sialan! dasar merepotkan saja malam malam begini" geram neji membalikan badannya.

tenten menggigit bibir nya menahan tangis karena ucapan neji lalu ia segera keluar dari kamarnya sambil menunduk.

"kita makan ramen berdua saja ya" ucap tenten menahan tangis sambil mengusap perutnya lembut.

tenten membuka pintu rumahnya dan tidak lupa menutup nya kembali ia berjalan pelan sambil mengusap kedua tangannya karena malam ini cukup dingin apa lagi tenten hanya memakai dress tidur khusus ibu hamil.

sudah 1jam tenten berjalan akhirnya ia sampai di kedai ichiraku, ia masuk kedalam kedai itu ternyata tidak satu orang pun hanya ada pemilik kedai yang sedang merapihkan meja.

"paman, apa kedai nya masih buka?" tanya tenten.

"sudah mau tutup nak" jawab paman itu menatap tenten.

"padahal aku ingin sekali ramen" ujar tenten lirih.

"kau sedang mengidam ya" tebak paman itu terkekeh.

tenten hanya terkekeh menjawabnya.

"paman buatkan satu untuk mu, duduk lah dulu" ucap paman itu.

"benarkah?" senang tenten diangguki paman itu.

kemudian tenten langsung duduk menunggu ramen yang ia inginkan sedari tadi.

sedangkan di rumah tepatnya di kamar, neji yang sedang memejamkan matanya untuk tidur kembali sontak bangun dari tidurnya karena ia baru tersadar karena ucapan nya beberapa jam yang lalu pada istrinya.

neji melirik ke samping tempat istrinya tidur ternyata kosong tidak ada siapa siapa mata neji membuat kaget saat mengingat ucapannya yang membentak nya.

Lalu tangan neji mengambil ponsel miliknya dan menelepon tenten tapi dering ponsel milik tenten terdengar di kamar, neji melirik ponsel tenten yang berada di naskah.

"dia tidak membawa ponsel nya" ucap neji pelan.

"bodoh" umpat neji pada dirinya.

kemudian ia berdiri mengambil jaket dan mengambil kunci mobil yang terletak di sisi kasur sebelum ia pergi mencari tenten ia masuk kedalam kamar kedua anaknya setelah itu ia langsung berjalan menyalakan mobil nya.

wish youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang