Ketemu lagi di hari jumat😁
Salam kenal buat new followers😚
Selamat membaca,"Aku kenal orang yang seperti itu."
"Siapa?"
"Yang suka masukin saos, kecap sama sambal kedalam mangkok bakso sampai kuahnya berubah warna jadi merah kehitam - hitaman."
"Mantan kamu?"tebak Lily menambahkan cuka kedalam racikan baksonya.
Zio terkejut dan buru - buru tersenyum. "Tahu darimana?"
Lily menyendok kuah bakso. Kurang pedas.
"Cabai segitu gak bikin perut kamu mules?"tanya Zio pada wanita dihadapannya yang dengan santainya menambahkan cabai kedalam mangkok.
"Kamu gak pesan makan?"Lily kembali menyendok kuahnya. Oke. Kali ini tingkat kepedasan sudah pas. Saatnya eksekusi bakso yang aromanya sudah begitu menggugah selera.
Setelah selesai dari makam, Ovie merengek lapar dan meminta berhenti disebuah warung makan bernuansa bambu. Lily yang kebetulan sedang ingin makan sesuatu yang berkuah, langsung memesan seporsi bakso begitu melihat menu itu ada dilembar utama buku menu.
Sedang Zio, gak tau deh dia pesan apa. Karena mulai tadi yang laki - laki itu lakukan hanya memperhatikannya sambil senyam - senyum sendiri.
Seprti katanya tadi, apa mungkin dia sedang membayangkan wajah orang lain ketika melihatnya meracik bakso seperti ini?
"Katanya dokter, tapi makanannya kok gak sehat banget,"Zio menarik selembar tisu. Mengarahkan pada dagu Lily karena ada cipratan saos disana.
Haruskah ia diam menerima perhatian berlebih dari Zio atau memundurkan kepala saja?
Mengambil keputusan secepat kilat, Lily mengusap area dibagian bibir dan juga dagu menggunakan punggung tangan sebelum sikap Zio kembali mendebarkan dadanya. Sedikit. Hanya debaran halus yang tiba - tiba menyapa tadi. Diperjalan pulang seusai dari makam.
Tidak mau kalah, Zio meraih tangan Lily dan mengusap punggung tangan yang digunakan untuk mengelap cipratan saos. "Aku gak suka wanita jorok."
Lily berhenti mengunyah.
"Lain kali, jangan menghindar lagi setiap aku perhatian seperti ini sama kamu. Jarang - jarang ada orang yang bisa aku perhatiin melebihi diriku sendiri,"Zio meremas santai tisu ditangan lalu melemparnya ke tempat sampah.
"Aku jadi penasaran. Apa dulu, dia juga seperhatian ini sama kamu?"
"Mau bahas masa lalu?"Lily balik bertanya karena mengerti kemana arah pembicaraan Zio.
"Memang masih pantas untuk dibahas?"ejek Zio.
Lily mendelik.
"Mantan kamu yang selingkuh dengan adik kamu sendiri, masih pantas untuk dibahas?"Zio terkekeh diujung kalimatnya. Sementara Lily diam saja dengn wajah datar.
Zio tahu hampir keseluruhan cerita hidupnya. Termasuk kisah cinta tragisnya dengan Rafel.
"Kamu, kenapa bisa diselingkuhi? Aku gak lihat ada sesuatu yang kurang dalam diri kamu,"Zio menelisik Lily dengan tatapan dan senyum menggoda ala fakboi.
Sialan.
"Kamu itu … terlalu amazing untuk disia - siakan. Aku saja sampai hampir gila karena mikirin gimana caranya supaya dihati kamu hanya terisi dengan namaku."
Astaga. Dia pasti perayu handal.
"Ini bukan rayuan, tapi memang kenyataannya seperti ini,"Zio mengambil tusuk gigi. Memainkannya sambil sesekali tersenyum pada Lily.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily (End)
Random"Apa yang dipersatukan Tuhan tidak akan bisa dipisahkan manusia" - Zio Akbar Syahputra - "Kamu tahu dengan siapa aku ingin menjalani sisa hidupku?" - Lily Anandita . A - "Cobalah bertanya pada takdir, siapa yang akan menjemputmu terlebih dulu? Jodoh...