Slam kenal untuk new follower😘
Minta votemennya yah 😁
"Ini gejala Crush Injury dok,"lapor Shesil setelah mengamati pasien Jufri yang sempat aku tangani tadi.Dokter Revan mengangguk setuju dengan hasil diagnosa Shesil.
"Pendarahan tetap tidak mau berhenti. Pasien mengalami hipotermia. Kulit pucat. Bibir dan jari membiru. Permukaan kulit disekitar luka juga membiru. Kalau tidak segera dioperasi, nyawa pasien bisa terancam, dok."
Dokter Revan mengangguk lagi. Masih menyimak penjelasan Shesil.
"Menurut hasil rontgen dan CT scan, pasien juga mengalami PAD. Itu artinya kemungkinan besar, saat dibedah, kaki pasien bisa saja diamputasi."
Dokter Revan menghela nafas. "Kamu yakin?"
Shesil mengangguk yakin."Dilihat dari kondisi pasien, Shesil yakin ada kerusakan pada arteri yang menghambat sirkulasi darah akibat penyempitan pembuluh darah tepi. Itu sebabnya kenapa sampai sekarang pasien tetap mengalami pendarahan. Ada jaringan organ didalam yang sudah rusak. Sudah terinfeksi,"Shesil mengedarkan pandangan kepada dokter Revan, suster Dian, dua orang residen yang mencatat penjelasan Shesil, dan juga padaku.
"Kita harus membuang jaringan yang terinfeksi itu supaya tidak menyebar pada jaringan lainnya," jelas Shesil panjang lebar.
Dua orang resident itu tampak mengangguk - angguk mengerti. Menatap kagum pada sosok Shesil.
"Tapi dok, luka pasien tidak separah itu,"sela suster Dian."Memang benar pendarahan ini disebabkan karena ada organ didalam yang rusak. Tapi tidak sampai merusak arteri yeng menyebabkan penyempitan pembuluh darah tepi."
Kini semua mata tertuju pada suster Dian.
"Pasien juga tidak mempunyai riwayat penyakit diabetes. Jadi kenapa sampai harus diamputasi, dok?"
"Jangan sok tahu kamu,"delik Shesil. Suster Dian langsung diam dan menunduk takut.
Dokter Revan terkekeh sebelum menoleh padaku dan meminta pendapatku."Kalau menurut kamu gimana, Ly? Kita lakukan prisedur operasi?"
Aku mengangguk membenarkan. "Operasi fasciotomy, bukan amputasi,"
Suster Dian langsung mengangguk setuju. Sementara Shesil berdecak tidak setuju. Tuh kan, kita memang tidak pernah satu pemikiran.
"Jadi maksud kamu kita hanya perlu memotong lapisan fascia?"dokter Revan bertanya sambil berusaha menyembunyikan kedutan dibibirnya.
Aku mengangguk lagi. Sampai kapan dia akan berhenti mengetes kami untuk mendiagnosa pasien? Padahal sudah jelas dia pasti tahu kondisi pasien dan langkah apa yang harus diambil ketika prosedur operasi berlangsung.
"Pendarahan ini disebabkan karena tekanan di otot dan saraf sehingga mengganggu sirkulasi darah, begitu? Bukan karena kerusakan arteri seperti yang dikatakan Shesil tadi?"
Aku mengangguk untuk ketiga kalinya."Sejauh hasil pemeriksaan kondisi pasien masih terbilang aman. Pucat, hipotermia, perubahan warna kulit membiru, itu hanya tiga gejala dari sembilan gejala Crush Injury."
"Tapi kita tidak akan tahu apa yang akan kita lihat setelah kita membedah pasien. Daripada meributkan langkah apa yang harus diambil ketika operasi, kenapa kita tidak segera lakukan operasi sekarang saja? Setelah melihat kondisi real pasien, baru kita putuskan. Harus amputasi atau hanya menyambung jaringan lunak yang bermasalah."
"Good,"dokter Revan bertepuk tangan sekali."Dian, kamu segera siapkan ruang operasi dan panggil bagian anestesi."
"Siap dok,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily (End)
Acak"Apa yang dipersatukan Tuhan tidak akan bisa dipisahkan manusia" - Zio Akbar Syahputra - "Kamu tahu dengan siapa aku ingin menjalani sisa hidupku?" - Lily Anandita . A - "Cobalah bertanya pada takdir, siapa yang akan menjemputmu terlebih dulu? Jodoh...