21. Abu - abu

364 51 14
                                    

Haaiii😁
Sudah berapa lama kita tidak bersua ya?🤭
Mohon maaf baru bisa up,
Selamat membaca🤗

"Ngapain bengong disini?"

Satu sikutan dilengan Lily tak mampu mengalihkan pandangan Lily dari dua orang yang entah sudah berapa lama berada dalam ruangan itu dan hanya saling menatap satu sama lain.

"Menyedihkan banget sih idup lo, Ly. Berdiri dari kejauhan ngeliatin Zio lagi melepas rindu sama mantan,"Debby berdecak sambil menggelengkan kepala prihatin.

"Drama kehidupan,"lanjut Debby."Selalu ada pihak ketiga yang muncul saat gairah cinta lo lagi membaranya sama Zio. Harusnya pas kecelakaan kemarin lo gak usah tolongin dia. Jadi amburadul gini kan ceritanya."

"Mereka bukan lagi melepas rindu. Zio hanya datang menyapa dan bertanya keadaanya."

Debby mencibir. "Terus mereka lagi apa? Lagi makan? Lo gak lihat tatapan sayu Zio? Belum lagi air mata wanita itu yang dikit - dikit ngalir. Diusapin pula sama Zio. Cih, pencitraan banget."

Lily menghela nafas lelah.

"Mulut lo tuh yang gak sinkron sama muka lo."

"Muka aku kenapa emang?"

"Kusut kayak baju gak disetrika setaon."

Lily berdeham dan memukul pelan lengan Debby. Si Debby memang suka bener kalau bicara.

Sejujurnya, Lily juga tidak tahu harus percaya pada siapa. Perkataan Zio atau apa yang sedang dilihatnya sekarang.

Baru dua jam yang lalu Zio menghampirinya dan membentaknya dengan kalimat yang Lily artikan sebagai kekahawatiran terhadap dirinya.

Laki - laki itu juga tampak kesal karena ketika membuka mata yang dilihatnya bukan Lily, melainkan Lara.

Lily ingin menjawab, namun panggilan Papa dari Arkha dan seruan suster yang mengatakan kalau Alin sudah siuman membuyarkan semuanya.

Termasuk perhatian Zio.

Laki - laki itu seketika berlari memasuki tempat Alin dirawat, meninggalkan Lily bersama Arkha yang berdiri mematung. Dan sedetik kemudian, Zio kembali berlari menghampiri Lily untuk mengatakan bahwa ia harus percaya padanya.

Apapun yang Zio lakukan kali ini jangan sampai Lily salah faham. Zio hanya ingin menyelesaikan teka - teki yang selama betahun - tahun membelenggu hidupnya.

Ia meminta Lily untuk percaya dan jangan ragu padanya. Zio bahkan tersenyum begitu manis dan mengusap pipinya sebelum kembali menemui Alin.

Lily mendengus sedikit kesal. Apa - apaan. Kenapa rasanya dia seperti sedang meminta ijin untuk pergi menemui istri mudanya?

Menyebalkan.

"Ck,ck,ck, tadi Lara, sekarang gantian si mantan. Gini amat sih kisah percintaan lo?"

"Lara?"dahi Lily mengernyit."Ada apa dengan Lara?"

Debby langsung menunjuk paperbag yang berisi makanan siap saji dari resto terkenal."Menurut lo, kira - kira ada maksud tersembunyi apa dibalik makanan - makanan itu?"

Lily membuka paperbag dan melihat beberapa boks makanan lengkap dengan desert. Tak lupa kartu ucapan selamat menikmati yang ditujukan pada Zio.

"Ini dari Lara untuk Zio?"

Debby mengangguk. "Boleh gue tebak gak sih kalau adek kesayangan lo itu pasti ujung - ujungnya bakal ngerengek dan minta lo buat kasih Zio ke dia?"

Lily berdecak dan menyuruh Debby untuk tidak bicara sembarangan. Apa ini yang dimaksud Zio tadi? Kalau dia sudah bertemu dengan Lara? Tapi bagaimana bisa?

Lily (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang