25. Firasat

445 42 15
                                    

Dsisini mendung,
Bagaimana dikota kalian😁
Hepi reading🥳

Mereka duduk berhadapan. Yang satu bersidekap dengan wajah kesal. Sementara yang satu lagi, duduk santai sambil menghembuskan nafas berkali - kali.

Kue tart ditengah meja tergeletak begitu saja. Lilin kecil menancap diatasnya tanpa ada niatan untuk dinyalakan. 

Sekarang bukan waktunya untuk tiup lilin. Tapi waktunya untuk berperang.

"Nyalakan lampunya."

"Sudah nyala."

"Maksudku lampu disini. Bukan lampu didapur."

"Sudah ada cahaya dari lilin, sayang. Kenapa ma-"

"Kamu pikir kita lagi di greja sampai harus nyalain lilin kayak gini?!"

"Bukan gitu. Aku kan mau bikin suasana romantis. Salah satunya ya dengan lilin - lilin ini. Kamu gak pernah nonton film romantis yang-"

"Nyalakan!"

Zio menekan tombol remote ditangannya. Seketika ruangan menjadi terang menderang.

Cahaya lilin yang menari cantik digelapan seketika kehilangan cahayanya. Zio meniup satu persatu lilin - lilin itu. Padahal sudah susah payah menghias apartemennya dengan puluhan lilin dan tangkai kelopak mawar. Bukannya dapat pujian malah dapat omelan.

Apes.

"Kamu kenapa marah - marah? Ada masalah?"

Lily melirik tajam pada lelaki yang berjalan santai mengambil minuman dikulkas.

"Kali ini siapa yang cari gara - gara? Bilang sama aku. Biar aku kasih pelajaran orang kurang ajar itu,"Zio meneguk air mineral dari botol. Rasa segar seketika membasahi kerongkongan.

"Malas cerita? Masih mau lanjut Bete nya? Kalau marahnya ditunda habis tiup lilin, bisa? Kasihan kue sama lilinnya,"Zio mengedik pada kue diatas meja.

Karena tidak mendapat jawaban dan seperti sadar dengan kejadian tadi siang, Zio langsung duduk memasang wajah serius.

"Gara - gara Alin? Kalian ngapain aja tadi siang? Kok bisa jadi makan berdua di cafe gimana ceritanya?" Sebenarnya Zio ingin menggojlok Lily dengan mengatakan cie mantan sama calon manten lagi akur,tapi urung karena melihat wajah seram Lily.

Sepertinya pertemuan dengan Alin memang mengundang bencana.

"Lily."

"Apa?"

"Ayo cerita. Alin nggak ngomong yang aneh - aneh kan?"Zio mencubit pipi Lily membuat wanita itu berdecak kesal.

"Aku mulai ragu."

Kening Zio mengernyit tanpa diperintah.

"Selama ini kamu masih berhubungan sama Alin? Kalian bertiga diam - diam ketemu dibelakang aku?"

"Nggak."

"Jangan bohong!"

"Nggak bohong. Aku gak pernah ketemu dengan Alin setelah dia keluar dari rumah sakit."

"Lalu kenapa Alin bisa memintaku supaya mengizinkan kamu ikut dengannya kembali ke Amerika? Coba jelaskan. Aku nggak ngerti. Aku benar - benar nggak ngerti."

"Dan soal Ibu Gita. Kenapa … kenapa Ibu memberikan rumah dan mobil untuk Alin? Untuk apa? Apa yang kalian lakukan tanpa sepengetahuan aku?"

"Mau tiup lilin dan potong kue dulu?"

Lily (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang