Salam kenal untuk new followers🤗
Hepi ridiiiing😚Adakah yang lebih menakutkan dari kemurkaan seorang atasan ketika jam istiraht sudah habis dan kubikel - kubikel dikantor masih terlihat kosong tanpa penghuni?
"Jam saya yang kehabisan batre atau memang saya yang kurang up date kalau jam istirahat bertambah jadi satu jam lebih?"
Rizam tidak menjawab. Sementara Cyntia menempelkan handphone ditelinga menghubungi kepala dari setiap devisi.
"Jawab!"
Rizam seketika berdiri tegap mendapat bentakan dari Zio. "Sepertinya jam kantor yang batrenya habis pak. Jam kantor yang salah."
"Kamu ngajakin saya bercanda?!"
Rizam menggeleng takut. Zio sedang murka.
"Jam berapa sekarang?"sembur Zio ketika ada dua karyawan yang tergesa memasuki ruangan.
"Setengah dua, pak."
"Yakin setengah dua?"Zio bersidekap dengan wajah garang. "Lihat yang benar. Pakai mata. Jangan pakai dengkul."
Karyawan itu melirik jam."Setengah dua lewat sepuluh menit, pak,"lalu kembali menunduk. Takut melihat tatapan tajam Zio.
"Waktu satu jam masih kurang untuk istirahat?"
Beberapa karyawan mulai berdatangan dan tidak ada yang berani mengangkat wajah. Mereka berjalan dengan langkah diseret dan wajah menunduk.
"Untuk makan dan sholat, enam puluh menit masih kurang?!"
"Kalian pikir perusahaan ini punya bapak kalian?!"
"Dikasih hati malah minta jantung. Mulai besok jam istirahat saya pangkas jadi tiga puluh menit."
Wajah - wajah itu mendongak serempak. Ingin protes tapi tidak jadi karena mendapat isyarat untuk diam dari Cyntia.
"Hari ini lembur. Jangan berani ada yang pulang sebelum ada perintah dari saya!"
Brakk.
Pintu besar berwarna putih itu dibanting dengan sangat kencang. Setelahnya, suara dengungan bak gerombolan tawon mulai terdengar. Mereka mengeluh tentang sikap diktator Zio. Terlebih waktu lembur yang semula dibatalkan malah tidak jadi batal.
Cyntia mengelus tengkuk dan meminta Rizam untuk mengikutinya. Ada sesuatu yang ingin Cyntia ketahui.
Kemurkaan Zio tidak selesai sampai disana. Setiap laporan yang diserahkan padanya selalu berakhir dengan lemparan map atau sobekan kertas yang melayang diudara. Belum lagi cacian memekakkan telinga karena data yang diterima selalu tidak valid dan berakhir minus dengan selisih berbagai macam versi persen.
"Goblok."
"Gak becus."
"Gak guna."
"Jangan sok pintar mencari selisih dengan hitungan manual. Memang otak kamu lebih canggih dari komputer?"
"Ganti."
"Revisi."
"Revisi."
Ya Tuhan, kapan siksaan ini akan berakhir? Rizam mengelus dada mencoba sabar. Kalau salah sedikit saja dicoret kapan selesainya semua laporan itu?
"Pak,"Rizam mencoba memanggil.
"Pak,"Rizam kembali memanggil Zio yang serius berkutat mencoret satu laporan ke laporan lain.
Kemeja putih rapi sudah acak - acakan dengan beberapa kancing yang terbuka. Dasi masih tetap dileher, namun sudah longgar hingga kebawah. Wajahnya hampir sama kusut dengan kemeja yang dipakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily (End)
Random"Apa yang dipersatukan Tuhan tidak akan bisa dipisahkan manusia" - Zio Akbar Syahputra - "Kamu tahu dengan siapa aku ingin menjalani sisa hidupku?" - Lily Anandita . A - "Cobalah bertanya pada takdir, siapa yang akan menjemputmu terlebih dulu? Jodoh...