31. Kamu dan Kenangan

1.1K 55 34
                                    

"Kata dokter hari ini Mbak Lara sudah boleh pulang, gimana perasaannya Mbak? Senang?"

Lara hanya tersenyum kecil membalas pertanyaan suster pagi itu.

"Dadanya sudah tida sakit lagi? Sudah enak bernafasnya?"

Lara diam. Meraba dada yang didalamnya sekarang berdetak jantung milik Lily.

"Sudah. Saya sudah sehat."

"Alhamdulillah syukurlah. Mbak Lara ini termasuk pasien yang bisa pulih dengan cepat loh. Sewaktu transplantasi tidak menunjukkan adanya masalah dan tidak ada penolakan dari tubuh Mbak Lara. Artinya jantung baru itu cocok dengan tubuh Mbak. Atau mungkin karena pendonor adalah saudara kembar Mbak jadi jantung kalian cocok. Pasti seperti itu."

Lara tidak menjawab hanya duduk diatas ranjang sambil menyisir rambutnya.

"Mbak Lara harus jaga kesehatan ya. Rutin minum obat dan harus rajin kontrol. Tiga bulan pertama Mbak akan dipantau ketat oleh dokter. Biasanya untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya gejala penolakan jantung baru Mbak dan sebagianya. Nanti Mbak juga akan sering melakukan biopsi jantung. Jadi mohon kerja samanya ya Mbak. Semoga lekas pulih dan beraktifitas seperti biasa. Saya permisi."

"Iya terimakasih, suster,"Lara melepas kepergian suster ramah itu dengan senyuman.

Selang berapa menit kemudian pintu kembali teebuka. Mama muncul dengan wajah sumringah.

"Sayang, hari ini sudah boleh pulang ya. Akhirnyaa ... Kita bisa kumpul lagi dirumah,"Mama memaluk dan mencium Lara. "Kita siap - siap dulu yuk. Mama sudah suruh Bi Sri untuk masak semua makanan kesukaan kamu. Kamu pasti suka deh,"kata Mama sambil membereskan barang - barang Lara.

Lara membuang muka. Seketika wajah Lily terbayang jelas dimata. Pembicaraan dengan Lily didalam mobil berputar dikepala. Begitu juga ketika mobilnya menabrak mobil yang sedang berhenti dan Lily membanting setir hingga merenggut nyawa Lily.

Ini salahnya. Semua ini adalah salahnya.

Lara menggigit bibir getir. Tangisnya terurai dalam rasa bersalah dan penyesalan.

Kalau ia tahu semua ini akan terjadi, Lara akan bersikap baik pada Lily. Ia akan lebih menyayangi Lily seperti Lily menyayanginya. Ia juga akan membunuh semua rasa iri yang entah bermula dari mana.

Lara berjanji akan menjadi saudara yang baik. Seorang adik yang menyayangi kakanya. Tapi ...

Lara mulai terisak lemah.

Lily bahkan tidak pernah protes dengan semua perlakuan Mama. Dia merima semua perlakuan Mama dan tetap menyayangi Mama. Sedang Mama ...

Lara mengingat ketika tersadar pasca operasi transpalntasi jantung. Ia menangis dan tidak mau bertemu dengan Mama. Rasanya benci melihat wajah Mama yang selama bertahun - ini telah membohonginya.

Bersikap tidak adil pada Lily hanya karena Lily bukan anak kandungnya. Ia juga bukan anak kandung Mama, tapi kenapa Mama memperlakukannya tidak sama seperti Mama memeperlakukan Lily?

Lara mengira sikap dingin Mama selama ini pada Lily karena kesalahan yang dilakukan Lily pada Lara ketika masih kecil. Tapi ternyata bukan itu penyebabnya.

"Lara benci sama Mama, benci! Mama membohongi Lara selama ini. Mama keterlaluan!"

"Lara ... Mama gak bermaksud ..."

"Cukup Ma! Lily meninggal karena Lara. Semua ini salah Lara. Jadi untuk apa Lara hiduuupp?! Lara gak butuh jantung ini. Ambil jantung ini. Ambil! Lara cuman mau Lily hidup. Bawa Lily kesini, Maaaa ... Bawa Lily kesinii."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lily (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang