Selamat malam minggu semuuaaa🥳
Maaf baru bisa up😁
Selamat membaca pokoknya, be hepi ya🥰🤩"Hati - hati pegang gunting sama cutternya. Jangan sampai terluka lagi."
"Iya."
"Nanti jangan males bales chat aku."
"Iya."
"Pas aku chat, langsung dibalas. Jangan dianggurin lama - lama."
"Iya."
"Itu notif hape kamu di fullin volumenya. Biar kedengeran kalau ada telfon atau pesan dari aku."
"Iyaa."
"Makan siang jangan sampai telat."
"Iyaaa."
"Kalau jalan hati - hati jangan sampai nabrak atau kepleset. Jaga baik - baik anak aku- Aduh."
Cubitan maut dilengan Zio seketika membungkam ocehannya.
"E, eeh, tunggu dulu?"
"Ck. Apalagi? Aku udah telat ini."
"Gini aja?"
Lily mengernyit. "Maksudnya?"
Zio langsung menunjuk pipinya manja. "Kiss dulu. Bayaranku jadi supir pribadi kamu. "
Lily memutar bola mata melihat Zio memajukan pipi. Dari tadi pagi minta cium terus.
"Aku gak pernah minta untuk diantar ke tempat kerja, ya. Justru kamu yang ngotot mau antar aku. Mana berhenti didepan UGD lagi. Aku kan malu dilihat banyak orang."
"Sssshhh,"Zio mendelik. "Apa susahnya sih cuma sekali doang. Ayo buruan. Kiss. Disini."
Astaga.
Lily mencium jempolnya sendiri. Lalu bekas ciuaman dijempol itu ia tempelkan dipipi Zio. Stamp kiss.
"Hati - hati bawa mobilnya. Bye, Zio."
Apa - apaan. Zio mendengkus kesal. Menghempaskan tubuh pada sandaran kemudi. Pandangannya mengikuti langkah Lily yang berlari kecil memasuki rumah sakit.
Sampai didepan pintu UGD, wanita itu berhenti sejenak. Menepuk kepalanya sendiri seakan sadar sesuatu, lalu memutar langkah kearah samping. Memilih masuk lewat pintu darurat.
Zio tersenyum geli melihatnya. Setelah sosok Lily tidak terlihat lagi, Zio memacu mobilnya menuju kantor.
Semangat kerja. Semangat cari uang. Stamina tubuhnya sedang bagus hari ini. Pekerjaan menumpuk selama ditinggal keluar kota rasanya bisa Zio selesaikan dalam satu kedipan.
Ehem. Ini efek dari olahraga yang semalam itu kan?
Zio memukul setir gemas. Bibirnya mesem - mesem tidak jelas.
"Pagi, Dian. Hari ini ada berapa jadwal operasi?"Lily bertanya pada suster Dian sambil mengecek scedule pada tab miliknya.
"Pagi juga, dok. Hari ini jadwal dokter Lily ... hanya satu pasien dok. Itupun masih jam satu. Jadi dokter bisa santai hari ini."
Lily tersenyum sekilas. Mengikat rambut sembarang dengan karet gelang.
"Dokter, ada kiriman bunga,"salah satu OB rumah sakit menghampiri Lily membawa sebuket besar mawar merah.
"Waaah ... pagi -pagi sudah ada yang kirim bunga. Dari siapa, dok? Calon suami ya?"goda suster Dian.
Rekan kerja suster dan perawat lain mulai tertarik dan mendekati Lily.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily (End)
Acak"Apa yang dipersatukan Tuhan tidak akan bisa dipisahkan manusia" - Zio Akbar Syahputra - "Kamu tahu dengan siapa aku ingin menjalani sisa hidupku?" - Lily Anandita . A - "Cobalah bertanya pada takdir, siapa yang akan menjemputmu terlebih dulu? Jodoh...