Hay readers.
Semua sehat? Nyai harap kalian selalu di dalam lindungan Alloh SWT dan diberi kesehatan dalam masa pandemik covid-19 ini aminn.
Ayo kita mulai cerita ku yang sederhana ini😊.
🍒
🍒
🍒
Semilir angin malam hari ini terasa sangat menusuk kulit hingga ketulang saking dinginnya. Cuaca memang tidak menandakan akan turun hujan namun cuacanya terasa dingin.
Krek...
Aku menutup jendela yg terbuka lalu menguncinya rapat-rapat guna agar angin dingin itu tidak masuk lagi kedalam. Aku mulai memeluk diriku sendiri karna kedinginan padahal aku sudah memaki piama panjang. Aku berjalan mendekati meja belajarku, disana aku sudah disuguhkan dengan beberapa buku tebal yg jilid ya berbeda-beda.
"Hufthhhh"
Aku menghela napas lalu membuangnya perlahan, perlahan duduk di kursi aku melirik jam weker yg hampir menunjukan pukul sepuluh malam (21:42 pm) itu berarti ini sudah hampir larut. Aku menggigit kuku jariku, Ayah belum pulang apa dia lembur?
"Kenapa ayah belum menunjukan tanda-tanda akan pulang" gumam ku.
Tak lama aku menggeluti rasa cemas ku, aku mendengar suara orang sedang membuka kunci rumah dan disaat itu juga aku tau pintu rumah terbuka. Dengan tergesa-gesa aku menuruni tangga, sekedar melihat sosok yang membuka pintu barusan.
"Ayah!" Panggil ku. Bisa ku lihat bahwa laki-laki gagah mbak super Hero, dengan wajah tegas berbalut baju kantor itu menoleh padaku namun hanya sekilas.
"Kenapa ayah pulang terlambat?, Apa perkejaan nya banyak?" Tanya ku sekedar basa-basi.
Masih belum ada jawaban, ayah berjalan menuju pantry dan aku pun mengekor dari belakang.
"Mengapa masih bangun?"
Lama menunduk aku pun mendongak sambil menatap ayahku yg sedang menuangkan air dingin ke gelas. Aku tersenyum manis Mendengar pertanyaan itu.
"Menunggu ayah pulang" jawab ku dengan senang.
"Lupa peraturan?" Tanya nya menaikan satu alisnya setelah meneguk habis air putih di gelas yg iya pegang.
Senyum ku perlahan luntur, tentu saja aku tau peraturan yang ayah buatkan untuk ku dirumah ini. Tapi untuk kali ini aku merasa harus menunggu ayah sampai ayah pulang. Aku meremas-remas ujung piama yg ku kenakan sambil menunduk takut.
"Ak-aku hanya ingin" cicit ku pelan semoga saja ayah tidak mendengar.
"Tau hukuman untuk pelanggar?"
Aku meneguk ludahku dengan kasar, samar aku mengangguk kecil sebagai jawaban. Sebenernya aku tidak terlalu cemas soal hukuman tapi aku takut karna nada bicara ayah mulai dingin dan tidak bersahabat.
"Masuk ke kamar mu sekarang!" Perintahnya.
Aku menggigit bibir bawahku, namun meskipun begitu aku tetap menurut dan pergi naik keatas. Setidaknya aku tau ayah baik-baik saja, biar lah dihukum tidak di kasih uang jajan, toh aku punya tabungan. Aku masuk ke kamarku dengan langkah lesu, sepertinya waktu belajar harus dicicil besok malam, ini sudah larut aku harus tidur besok ada ulangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merindukan ayah & Kamu [End✓]
Non-Fiction[JUDUL AWAL] (Sentuhan Ayah) - (Merindukan Ayah & Kamu) Ini hanya cerita tentang seorang gadis bernama Ayana, yang mengalami perubahan hidup setelah bangun dari tidurnya pasca kecelakaan belasan tahun silam. Berubahnya sikap sang ayah membuat Ayana...