🍒16.Sisi lain Ayana🍒

31 8 2
                                    

‘‘Tidak menuntut vote dan komentar tapi saya harap kalian paham caranya menghargai karya orang lain. Terimakasih’’
.
.
.

Ayana dan Putra langsung masuk ke dalam rumah milik Bara. Keduanya berjalan mendekati ruang tamu, disana Bara dan Puspa yang duduk di dekatnya sedang berbicara dengan seseorang.

"Loh pak Deni disini?"

Deni yang sedang berbicara dengan Bara pun segera bangkit dan membungkukkan badannya di depan Ayana.

"Non Ayana"

"Ada apa om?" Tanya Ayana pada Bara.

"Gak papa. Om tadi liat pak Deni di depan terus om ajak ke dalem"

"Om di suruh ayah yah kesini?" Tebak Ayana.

"Ahh, ya benar nona" jawab Deni.

Bara dan Puspa nampak berdeba, Putra tau itu. Pasti ada sesuatu yang di sembunyikan oleh kedua orang tuanya.

"Kenapa gak ayah aja yang kesini?, Kenapa harus pak Deni?"

"Tuan Bayu sedang memiliki banyak pekerjaan nona. Beliau memerintahkan saya untuk mengecek kondisi nona"

"Aku biak. Tolong sampaikan pada ayah, lain kali aku ingin ayah yang datang kesini dan melihat keadaan ku"

"Akan saya sampaikan nona"Deni menunduk.

Ayana menarik napasnya pelan lalu menatap Bara dan Puspa.

"Aya naik ke atas ya om, Tante"

"Iyah. Istirahat ya sayang" ujar Puspa, Ayana hanya mengangguk sambil tersenyum kecil lalu pergi.

Putra berjalan mendekati Puspa, berdiri di sambil sang mami lalu menatap ketiga insan itu dengan tatapan bertanya.

"Ada apa?"

"Om mu Putra, dia kacau" lirih Bara lalu menjatuhkan bahunya di sandaran sofa.

"Ada apa dengan Om Bayu?" Tanya Putra lagi.

"Dia membatalkan beberapa kerja sama yang akan menguntungkan perusahaannya, hanya karna wanita. Wanita-wanita liar itu harus di kasih pelajaran agar tidak bertindak lebih. Jika terus seperti ini, papi yakin cepat atau lambat om mu itu akan hilang kendali dalam memegang perusahaan"

Putra nampak berpikir sejenak, setaunya Bayu tidak pernah tergoda oleh wanita-wanita seperti itu kalau bukan kepepet.

"Bagaimana bisa?" Dahi Putra berkerut nampak tak percaya.

"Entahlah. Papi belum bertemu dengannya, kami belum sempat mengobrol empat mata"

"Sebenarnya hal ini sudah terjadi sejak 2 bulan lalu. Banyak hal yang terbengkalai setelah nona Achita di rawat di rumah sakit. Tuan Bayu jadi semakin membiarkan pekerjaannya dan lebih melimpahkan nya kepada sekretaris nya."

Ayah, ibu dan anak itu nampak berpikir dan memutar otak untuk mencerna penjelasan Deni, orang kepercayaan Bayu.

"Pih, apa kita salah ngajak Ayana tinggal bersama kita disini?" Tanya Puspa.

Bara diam, masih berpikir dan merenungi apa yang harus ia lakukan. Begitu pun Putra.

Mereka tidak menyadari bahwa Ayana tak benar-benar pergi, Ayana masih di dekat tangga mendengarkan semua obrolan orang dewasa itu dengan seksama.

"Kak ngapain?"

"Eh Aiden!. Kakak mau ke atas, Kiwil mana?" Tanya Ayana ketika Aiden berjalan menuruni tangga.

Merindukan ayah & Kamu [End✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang