‘‘Tidak menuntut vote dan komentar tapi saya harap kalian paham caranya menghargai karya orang lain. Terimakasih’’
.
.
.Pagi ini benar-benar awal yang sangat bagus untuk Ayana. Terbukti sedari gadis itu bangun dari tidurnya sampai sekarang, senyum di wajahnya tak pernah pudar. Bahkan selama berkutat di dapur membuatkan sarapan, Ayana bersenandung kecil. Setelah selesai dengan tugasnya, Ayana berjalan mendekati sofa ruang tamu, namun belum sampai kesana Ayana melihat sosok Bayu keluar dari kamarnya.
"Ayah!"panggil Ayana.
Bayu menoleh, lalu pria dewasa dengan baju santainya itu berjalan ke dapur untuk meminum air putih, sudah menjadi rutinitas setiap kali bangun tidur.
"Sudah bangun?"
"Ummm. Ayah kekantor hari ini?" Tanya Ayana mengekori Bayu dari belakang.
"Ya, kenapa?. Barang-barang mu biar pak Deni yang ambil_"
"Tidak. Tidak. Maksud Aya bukan itu, tapi Aya mau ajak ayah sarapan bersama"Ayana memotong ucapan Bayu.
"Duluan saja, ayah mau siap-siap" kini Bayu menaruh gelas dan botol air di atas meja.
"Enggak yah. Aya mau sarapan sama ayah, udah lama juga gak sarapan bareng. Ayah mau yaaa"
Bayu diam, memandangi Ayana yang menatap nya dengan tatapan memohon. Sebenernya apa yang di katakan Putri nya itu benar, haruskah Bayu melewatkan momen ini?. Terlalu banyak momen yang iya lewatkan, mungkin untuk kali ini ia akan mengalah dan lebih mengikuti kata hatinya.
"Baiklah"
Pancaran bahagia Ayana tak bisa di sembunyikan lagi, wajah berseri gadis itu sangat terlihat jelas.
"Ayah mau Aya buatkan roti selai atau nasi goreng?"
Bayu nampak berpikir sejenak. "Roti selai saja, nasi goreng lama_"
"Ayah mau nasi goreng?. Aya udah buatin jadi ayah gak perlu nunggu lama. Aya ambilkan dulu" belum sempat Bayu menyelesaikan Ayana sudah menyela, gadis itu bahkan sudah melesat mengambil nasi goreng yang ia maksud.
"Ini dia. Nasi gorengnya, semoga cocok dengan selera ayah"
Bayu memandang nasi goreng yang di sodorkan Ayana, hampir saja Bayu memekik kaget melihat tampilan nasi goreng ini.
"Cobain yah!"
Meski ragu Bayu mulai memasukan nasi goreng itu dengan sendok ke mulutnya. Lumayan, kesan Bayu. Hanya saja tampilan bahkan lebih mirip bekal anak teka di banding rasakan untuk Bayu yang sudah jelas sudah bapak-bapak. Bayu jadi geli sendiri, punya ide dari mana Putri nya itu membuat tampilan nasi goreng seperti ini.
"Enak?" Ayana menatap Bayu dengan penasaran.
Bayu mengangguk, lalu kata-kata nya membuat Ayana memekik senang.
"Iya enak"
"Hehe. Coba ayah perhatiin deh nasi gorengnya" cengir Ayana.
Dahi Bayu mengkerut, merhatiin nasi goreng ini? Untuk apa? Pikir Bayu. Buang-buang waktu.
"Ayah gak inget?"
"Apa?" Heran Bayu dia tidak ingat apa-apa.
Wajah sumringah Ayana perlahan pupus di gantikan dengan senyum kecut, beriringan dengan kepala yang sedikit tertunduk.
"Padahal dulu ayah sering buatin Aya nasi goreng yang tampilannya sama kaya gitu pas waktu kecil. Tapi sepertinya sekarang ayah sudah lupa."
Bayu menegang, tangannya yang memegang sendok hendak menyodok nasi goreng itu lagi terhenti, kali ini mata pria itu meneliti lebih jelas tampilan nasi goreng di depan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merindukan ayah & Kamu [End✓]
Non-Fiction[JUDUL AWAL] (Sentuhan Ayah) - (Merindukan Ayah & Kamu) Ini hanya cerita tentang seorang gadis bernama Ayana, yang mengalami perubahan hidup setelah bangun dari tidurnya pasca kecelakaan belasan tahun silam. Berubahnya sikap sang ayah membuat Ayana...